Aragon mengatakan bahwa sejak Van Gogh menciptakan karya seni khusus selama periode agitasi mental yang ekstrem, Van Gogh secara unik mampu mengkomunikasikan agitasi itu secara akurat menggunakan gradasi pendaran yang tepat.
Baca juga: 5 Lukisan Romantisme Terkenal
Analis "Starry Night" menekankan simbolisme pohon cemara bergaya di latar depan, menghubungkannya dengan kematian dan bunuh diri Van Gogh. Namun, cemara juga mewakili keabadian.
Dalam lukisan itu, pohon itu mencapai langit, berfungsi sebagai penghubung langsung antara bumi dan langit. Van Gogh mungkin telah membuat lebih banyak pernyataan penuh harapan daripada yang dipuji banyak orang.
Interpretasi positif dari simbolisme cypress ini mengingatkan kembali pada sebuah surat kepada saudaranya di mana Van Gogh menyamakan kematian dengan kereta api yang melaju ke bintang-bintang.
Dalam bukunya tahun 2015, "Cosmographics," Michael Benson berpendapat bahwa inspirasi di balik pusaran khas di langit "Starry Night" karya Van Gogh adalah gambar tahun 1845 oleh astronom William Parsons, Earl of Rosse, dari Galaksi Pusaran Air.
Penelitian telah mengonfirmasi bahwa bintang pagi yang dominan dalam lukisan itu sebenarnya adalah Venus, yang berada di posisi yang sama pada saat Van Gogh mengerjakan "Starry Night", dan itu akan bersinar terang, seperti yang dilukis oleh Van Gogh.
Baca juga: 5 Lukisan Naturalisme
Bulan dalam lukisan itu tidak akan berada dalam fase bulan sabit seperti yang ditunjukkan pada saat Van Gogh melukis "Malam Berbintang." Pada kenyataannya, itu akan menjadi gibbous atau sekitar tiga perempat penuh.
Ahli patologi Paul Wolf mendalilkan pada tahun 2001 bahwa kesukaan seniman pada warna kuning dalam lukisan seperti "Starry Night" dihasilkan dari terlalu banyak mengonsumsi digitalis, pengobatan pada zamannya untuk epilepsi.
The Starry Night adalah salah satu karya akhir Van Gogh. Museum of Modern Art (MoMA) di New York membeli The Starry Night dari seorang kolektor pribadi pada tahun 1941.
Sejak itu, The Starry Night menjadi lukisan Van Gogh yang paling dikenal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.