Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Kekayaan Media: Pengertian dan Asumsinya

Kompas.com - 26/07/2022, 11:00 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Penulis

KOMPAS.com - Teori kekayaan media menyatakan bahwa media komunikasi mampu mengirimkan informasi yang dibutuhkan.

Richard L. Daft dan Robert H. Lengel selaku penggagas teori ini, menyebutkan bahwa perbedaan media komunikasi berpengaruh pada tingkat kekayaan informasi yang disediakan.

Berikut ulasan lebih lanjut mengenai teori kekayaan media (media richness theory):

Pengertian teori kekayaan media

Hal pertama yang perlu dipahami adalah teori kekayaan media bukanlah teori komunikasi massa.

Sebab, Daft dan Lengel telah menempatkan teori ini dalam konteks komunikasi organisasi. Artinya teori ini dipakai untuk mengkaji proses komunikasi dalam organisasi atau manajemen.

Dilansir dari situs Helpful Professor, teori kekayaan media merupakan teori komunikasi yang membandingkan media berdasarkan seberapa besar kekayaan yang mereka miliki.

Baca juga: Contoh Teori Kognitif Sosial

Kekayaan yang dimaksud bukanlah uang, melainkan informasi serta kemampuan penyampaiannya.

Daft dan Lengel mendefinisikan konsep kekayaan sebagai potensi informasi yang mampu diangkut suatu media. 

Dikutip dari jurnal Menelusuri Perkembangan Teori Kekayaan Media (2017) oleh Antar Venus dan Nantia Rena Dewi Munggaran, guna mendeskripsikan lebih lanjut soal kekayaan media yang dimaksud, Daft dan Lengel telah merumuskan empat kriteria, yaitu:

  • Kemampuan media untuk menyampaikan isyarat yang beragam, seperti warna wajah dan gerakan tangan.
  • Kesegeraan dalam memberikan umpan balik, yakni seberapa cepat media memampukan komunikan untuk memberi respons terhadap pesan.
  • Keragaman bahasa, seperti kata, angka, dan rumus.
  • Kemampuan media untuk memfokuskan diri secara pribadi kepada komunikan.

Asumsi teori kekayaan media

Menurut Saodah Wok, dkk dalam buku Teori-teori Komunikasi (2003), teori kekayaan media berasumsi bahwa manusia ingin mengatasi ketidakjelasan dan ketidakpastian pesan dalam organisasi.

Baca juga: Teori Difusi Inovasi: Pengertian dan Asumsinya

Ketidakpastian mengacu pada jawaban yang tepat untuk sebuah pertanyaan. Sementara ketidakjelasan berkaitan dengan penemuan pertanyaan yang tepat untuk dijawab.

Dalam hal ini, email (media ramping) dianggap paling baik untuk mengurangi ketidakpastian, dan media kaya (tatap muka) cocok untuk meminimalkan ketidakjelasan.

Teori ini juga berasumsi bahwa ada banyak media yang biasa digunakan dalam organisasi, guna memberi kesan yang lebih baik.

Dikutip dari situs Communication Theory, teori kekayaan media (media richness theory) didasarkan pada ada atau tidaknya ketidakjelasan atau ketidakpastian dalam sebuah situasi.

Intinya, perbedaan media komunikasi harus digunakan sesuai tingkat kekayaannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com