Contoh Teori Kognitif Sosial

KOMPAS.com - Teori kognitif sosial (social cognitive theory) merupakan sebutan baru dari teori belajar sosial.

Albert Bandura selaku penggagas teori ini menyatakan bahwa faktor sosial, kognitif, dan perilaku berperan penting dalam proses pembelajaran.

Dikutip dari buku Pendidikan Anak Usia Dini: Teori dan Praktik Pembelajaran (2021) oleh Dadan Suryana, faktor kognitif merupakan ekspetasi seseorang dalam melakukan suatu hal.

Sementara faktor sosial terjadi ketika individu mengamati orang lain. Sedangkan faktor perilaku merupakan cara seseorang bertindak atau menyikapi suatu hal.

Dilansir dari buku Teori Komunikasi Massa dan Perubahan Masyarakat (2020) karya Syaifudin Zuhri dkk, teori kognitif sosial menjelaskan bagaimana seseorang mengatur perilakunya melalui dua hal, yakni kontrol serta peneguhan atau penguatan.

Keduanya ini dilakukan untuk mencapai perilaku yang diarahkan pada tujuan yang ingin dipertahankan sepanjang waktu.

Bagaimana contoh teori kognitif sosial?

Contoh teori kognitif sosial dalam kehidupan sehari-hari

Dalam situs ThoughtCo, dituliskan bahwa komponen utama dari teori kognitif sosial adalah pembelajaran observasional.

Artinya seseorang akan mempelajari perilaku yang diinginkan atau tidak diinginkan, dengan mengamati orang lain. Kemudian mereka akan mereproduksi perilaku yang dipelajarinya untuk memaksimalkan penghargaan.

Dalam konteks pembelajaran, contoh teori kognitif sosial, yakni ketika anak meniru apa yang dilakukan orangtuanya.

Misal, ayah dan ibunya rajin membersihkan rumah dan menolong orang lain, sehingga anaknya yang belajar melalui proses pengamatan akan meniru perilaku ini.

Sementara dalam konteks komunikasi massa, contoh teori kognitif sosial adalah ketika seseorang melihat tayangan televisi atau konten media sosial.

Individu tersebut mempelajari perilaku atau aktivitas yang dilakukan orang lain, dan mereproduksinya kembali dalam kehidupan mereka.

Baca juga: Contoh Teori Kultivasi

Contoh lainnya, yakni saat khalayak belajar tentang kesetaraan gender melalui konten televisi yang membahas mengenai hal tersebut.

Walau mungkin kontennya dibuat dramatis, namun khalayak dapat memahami contoh dan pesan yang ingin disampaikan melalui konten tersebut.