Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Imperialisme Budaya: Pengertian dan Asumsinya

Kompas.com - 12/07/2022, 08:30 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Penulis

KOMPAS.com - Teori imperialisme budaya (cultural imperialism theory) termasuk teori komunikasi massa.

Pertama kali diperkenalkan oleh Herb Schiller pada 1973 dalam tulisan pertamanya berjudul Communication and Cultural Domination.

Apa itu teori imperialisme budaya?

Pengertian teori imperialisme budaya

Teori imperialisme budaya adalah teori yang menyatakan bahwa negara Barat mendominasi seluruh media massa di dunia.

Dikutip dari buku Media Sosial, Suatu Alternatif (2022) karya Das'ad Latif, Eropa dan Amerika Serikat punya hegemoni yang kuat dalam perkembangan media massa.

Negara berkembang menjadikan dua negara maju tersebut sebagai hal yang perlu ditiru, baik dari segi penentuan isu, penekanan konten, hingga pengembangan visualisasi.

Baca juga: Teori Spiral Keheningan: Asumsi dan Penjelasannya

Peniruan ini bukan hanya bentuk pengakuan atas kehebatan negara maju, melainkan turut menggusur budaya natural milik negara dunia ketiga (negara berkembang).

Dilansir dari buku Pengantar Komunikasi Antarmanusia (2022) karangan Dyah Gandasari dkk, teori imperialisme budaya berpandangan bahwa media massa dapat membantu modernisasi.

Dilakukan melalui pengenalan nilai budaya Barat. Sehingga secara langsung maupun tidak, hal ini mengorbankan nilai tradisional dan menghilangkan keaslian budaya lokal.

Dalam buku Komunikasi Massa (2016) oleh Khomsahrial Romli, dituliskan bahwa budaya Barat hampir memproduksi seluruh konten media massa, seperti film dan berita.

Bangsa Barat mampu mendominasi, karena mereka memiliki modal dan teknologi. Ini membuat negara dunia ketiga tertarik untuk membeli dan menggunakannya,

Tanpa disadari, negara dunia ketiga meniru apa yang telah disajikan negara Barat. Secara perlahan, kebudayaan asli mulai tergerus dan tergantikan oleh kebudayaan Barat.

Baca juga: Teori Agenda Setting dalam Komunikasi Massa

Oleh sebab itulah, proses ini disebut sebagai imperialisme budaya Barat.

Asumsi teori imperialisme budaya

Menurut Heldi Yunan Ardian dalam jurnal Komunikasi dalam Perspektif Imperialisme Kebudayaan (2017), asumsi teori imperialisme budaya adalah media berperan utama dalam menciptakan budaya.

Lewat hegemoni media massa bangsa Barat, ini menumbuhkan budaya baru di dunia ketiga, dan memusnahkan budaya lokal.

Asumsi lainnya menyatakan bahwa teori imperialisme budaya menggunakan pendekatan terpusat dalam pengembangan dan distribusi produk media.

Berarti semua produk media yang berasal dari negara sentral (bangsa Barat) punya motif untuk mendominasi media di negara periferi (negara berkembang).

Kesimpulannya, asumsi teori imperialisme budaya adalah:

  1. Media berperan utama dalam menciptakan budaya
  2. Adanya pendekatan terpusat dalam pengembangan dan distribusi produk media.

Baca juga: 5 Asumsi Dasar Teori Uses and Gratifications

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com