Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Tetap: Pengertian, Rumus, dan Contoh Soalnya

Kompas.com - 21/04/2022, 11:00 WIB
Rita Puspaningsih,
Vanya Karunia Mulia Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Biaya tetap merupakan jenis biaya yang tidak mengalami perubahan atau bersifat statis.

Dalam akuntansi, biasanya biaya tetap akan dikenakan saat tidak ada kegiatan atau produksi, maupun ketika ada banyak kegiatan.

Contoh biaya tetap ialah gaji pegawai, uang sewa gedung, serta biaya cukai.

Biaya tersebut harus selalu dibayarkan perusahaan atau pelaku bisnis, meski tidak menghasilkan output barang atau jasa.

Sederhananya, biaya tetap adalah pengeluaran yang harus dibayar oleh perusahaan dalam kondisi apa pun.

Besaran nominalnya tetap sama, meski terjadi peningkatan atau penurunan penjualan.

Besaran nominal biaya tetaplah sama, meski terjadi peningkatan atau penurunan penjualan.

Baca juga: Biaya Oportunitas (Opportunity Cost): Pengertian dan Contohnya

Pengertian biaya tetap

Menurut Mulyadi dalam buku Akuntansi Biaya (2009), biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dalam volume kegiatan tertentu.

Sementara menurut William K. Carter dalam buku Akuntansi Manajemen (2009), biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang secara total tidak berubah ketika aktivitas bisnis meningkat dan menurun.

Jadi, biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap atau tidak berubah dalam rentang waktu tertentu, berapa pun besaran penjualan atau produksinya.

Contohnya biaya sewa gedung, gaji karyawan, pajak, biaya asuransi, biaya pembayaran pinjaman, dan sebagainya.

Dalam hubungannya dengan perilaku biaya, biaya tetap dapat dibagi menjadi dua, yakni:

Committed fixed cost

Meliputi semua biaya yang terjadi dalam rangka mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi saat menjalankan kegiatan produksi, pemasaran, dan administrasi.

Baca juga: Pengertian Biaya Produksi Jangka Pendek dan Panjang

Jenis biaya tetap ini dapat diketahui dengan mengamati biaya yang tetap dikeluarkan, jika seandainya perusahaan tidak melaksanakan kegiatan sama sekali dan akan kembali ke kegiatan normal.

Misalnya pemogokan buruh atau kekurangan bahan. Ini memaksa perusahaan untuk menutup kegiatan operasionalnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com