Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Sosial: Faktor Penyebab dan Cara Menanganinya

Kompas.com - 11/02/2022, 08:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Bonardo Lumbanraja, Guru UPTD SMPN 1 Lima Puluh, Batubara, Sumatera Utara

 

KOMPAS.com - Kita pasti pernah melihat teman bertengkar di sekolah.

Kejadian ini digolongkan konflik antarindividu.

Adapun konflik antara majikan dan buruh dapat dapat dimasukkan dalam kategori konflik individu dengan kelompok.

Contoh konflik antara kelompok dan kelompok adalah konflik para pedagang kaki lima dengan para petugas ketertiban.

Konflik bahkan dapat terjadi dalam skala lebih luas. Konflik antarkelompok juga dapat berupa konflik antarsuku bahkan antarbangsa atau antarnegara. 

Konflik adalah proses sosial yang bersifat antagonistik dan terkadang tidak bisa diserasikan karena dua belah pihak yang berkonflik memiliki tujuan, sikap dan struktur nilai yang berbeda, yang tercermin dalam berbagai bentuk prilaku perlawanan, baik yang halus, terkontrol, tersembunyi, tidak langsung maupun yang terbuka dalam bentuk tindakan kekerasan.

Baca juga: Bentuk-Bentuk Konflik

Faktor-faktor penyebab konflik sosial

Mengapa terjadi konflik? Akar konflik adalah perbedaan. Berikut ini merupakan beberapa penyebab konflik yang biasanya terjadi dalam kehidupan manusia:

Perbedaan individu

Perbedaan pendrian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial. Sebab, dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.

Sebagai contoh, para siswa dalam satu kelasmu tentu berbeda tanggapannya ketika mendengarkan musik rock. Ada yang merasa terganggu, namun ada juga yang merasa senang.

Perbedaan latar belakang kebudayaan

Orang dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat mendatangkan konflik sosial, sebab kriteria tentang sopan-tidak sopan, pantas-tidak pantas atau bahkan berguna atau tidak bergunanya sesuatu baik itu benda fisik maupun nonfisik bisa berbeda-beda.

Perbedaan kepentingan

Bentrokan kepentingan dapat terjadi dibidang ekonomi, politik dan sebagainya. Hal ini karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu.

Manusia memiliki perasaan , pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda.

Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Baca juga: Negosiasi sebagai Upaya Penyelesaian Konflik

Perubahan-perubahan nilai yang cepat

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan itu akan menyebabkan konflik sosial.

Suatu konflik mempunyai kecenderungan atau kemungkinan untuk mengadakan penyesuaian kembali norma-norma dan hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu maupun bagian-bagian kelompok tersebut.

Akibat konflik sosial

Konflik sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat mengakibatkan hal-hal berikut ini :

  1. Meningkatnya solidaritas sesama anggota kelompok
  2. Retaknya hubungan antarindividu atau kelompok
  3. Terjadinya perubahan kepribadian para individu
  4. Rusaknya harta benda dan bahkan hilangnya nyawa manusia
  5. Terjadinya akomodasi, dominasi, bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam pertikaian.

Baca juga: Transformasi Konflik: Definisi dan Aspek-Aspeknya

Cara menangani konflik sosial

Bagaimana sikap individu atau kelompok sosial atas terjadinya konflik? Terdapat lima cara yang biasanya digunakan individu atau kelompok dalam menyelesaikan konflik sosial, yaitu: 

  • Menghindar

Kadang orang merasa tidak ada manfaatnya melanjutkan konflik dengan orang atau kelompok lain. Hal ini mungkin disebabkan keyakinan bahwa dia tidak akan menang menghadapi konflik.

Dengan demikian, orang tersebut mengorbankan tujuan pribadi ataupun hubungannya dengan orang lain. Orang tersebut berusaha menjauhi masalah yang menimbulkan konflik ataupun orang yang bertentangan dengannya.

  • Memaksakan kehendak

Terdapat individu atau kelompok yang memandang bahwa pendapatnya atau idenya yang paling benar. Oleh karena itu, dengan segala cara, konflik harus berakhir dengan kemenangan di pihaknya.

Dia atau mereka berusaha menguasai lawan-lawannya dan memaksa lawan menerima penyelesaian yang diinginkan. Ia menganggap bahwa konflik harus diselesaikan dengan cara satu pihak harus menang.

Baca juga: Arbitrase sebagai Bentuk Usaha Resolusi Konflik

  • Menyesuaikan kepada keinginan orang lain

Terdapat individu yang ingin diterima dan disukai orang lain. Ia merasa bahwa konflik harus dihindari demi keserasian atau harmoni dan ia yakin bahwa konflik tidak dapat dibicarakan jika merusak hubungan baik.

Ia khawatir apabila konflik berlanjut, seseorang akan terluka dan hal itu akan menghancurkan hubugan pribadi dengan orang tersebut.

  • Tawar menawar

Dalam proses tawar menawar, individu akan mengorbankan sebagian tujuannya dan meminta lawan konflik mengorbankan sebagian tujuannya juga.

  • Kolaborasi 

Kolaborasi memandang konflik sebagai masalah yang harus diselesaikan. Atas dasar itu, dicarilah cara-cara untuk mencari cara mengurangi ketegangan kedua belah pihak.

Ia berusaha memulai sesuatu pembicaraan yang dapat mengenali konflik sebagai suatu masalah dan mencari pemecahan yang memuaskan keduanya.

Baca juga: Mediasi Sebagai Bentuk Usaha Resolusi Konflik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com