Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Pemekaran Dasar Samudra

Kompas.com - 03/02/2022, 16:36 WIB
Silmi Nurul Utami

Penulis

 


KOMPAS.com – Pembentukan permukaan bumi yang menghasilkan berbagai kontur, menjadi misteri yang ingin dipecahkan oleh para ilmuan melalui banyak teori. Salah satu teori pembentukan permukaan bumi adalah teori pemekaran dasar samudra.

Teori pemekaran dasar laut digagas oleh seorang ahli geologi dan geofisika bernama Harry Hammond Hess. Teori ini dikembangkan Hess ketika dia bertugas di Angkatan Laut Amerika Serikat pada Perang Dunia II.

Dasar samudra tidak rata

Kala itu, Hess berkesempatan menggunakan echo sounder (sejenis sonar) yang digunakan kapal laut AS untuk mendeteksi keberadaan musuh. Kapal menggunakan echo sounder dalam perjalannya melintasi Pasifik Utara, dan secara tidak langsung memetakan dasar laut ketika digunakan.

Dari data yang diambil oleh sonar, diperoleh bahwa dasar laut tidaklah rata. Melainkan terdapat pegunungan laut, laut dangkal, dan juga palung laut. Misalnya, Palung Mariana yang menghujam sedalam 11 km dan pegunungan dasar sepanjang 80 ribu kilometer di Atlantik.

Baca juga: Proses Pembentukan Permukaan Bumi Menurut Teori Apungan Benua

Sedimen dasar laut lebih muda daripada sedimen benua

Dilansir dari American Museum of Natural History, pada saat itu ilmuan memperkirakan bahwa lautan setidaknya telah berumur empat miliar tahun. Namun, fosil sedimen laut tertua yang ditemukan hanya beumur sekitar 180 juta tahun.

Hess dengan teori pemekaran dasar samudranya mampu menjawab teka-teki tersebut. Menurut Hess, dasar samudra memiliki umur yang jauh lebih muda daripada benua. Sedimen lautan hanya berumur ratusan tahun saja. Hal tersebut dikarenakan dasar laut terus bergeser.

Proses pergeseran dasar laut menurut teori pemerkaran dasar samudra

Dilansir dari The Geoloical Society, pada bukunya yang berjudul The History of Ocean Basins (1962) Hess menyebutkan bahwa lautan tumbuh dari pusatnya. Pusat tersebut adalah pegunungan tengah laut sepanjang 80 ribu kilometer dan dinamai dengan Mid Ocean Ridge.

Baca juga: Teori Konveksi: Teori Pembentukan Permukaan Bumi

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, magma dari dalam mantel bumi terus-menerus naik di sepanjang puncak Mid Ocean Ridge yang membelah seluruh samudra di dunia. Magma tersebut kemudian mendingin dan mengeras, mendorong dasar laut secara horizontal ke dua arah.

Magma yang mendingin di puncak Mid Ocean Ridge kemudian akan terpecah akibat tekanan magma dari mantel bumi. Magma kembali mendingin dan mengeras, mengulangi mekanisme yang sama. Membuat dasar laut secara terus-menerus.

Selain menggerakkan dasar laut, penyebaran tersebut juga mengakibatkan terbentuknya sedimen laut baru yang masih muda secara terus-menerus. Dasar laut yang lebih tua akan terdorong ke lempeng benua, membuatnya bengkok ke bawah dan meleleh karena panas bumi.

Baca juga: Teori Dua Benua Eduard Suess

Sedimen yang meleleh akan memperbarui magma dalam mantel bumi dan mengulang kembali siklus pemekaran dasar benua. Pemekaran dasar benua bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda, yaitu sekitar dua hingga 16 sentimeter per tahunnya.

Teori pemekaran dasar samudra ini memberikan mekanisme yang jelas bagaimana pergeseran benua bisa terjadi. Sehingga, menjadi teori penting dalam pengembangan lempeng tektonik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com