Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak jika Manusia Hidup Tidak Selaras dengan Alam

Kompas.com - 28/10/2021, 13:30 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Manusia harus hidup selaras dengan alam juga makhluk hidup lain di planet bumi.

Bagaimana jika manusia hidup tidak selaras dengan alam? Apa dampaknya jika manusia hidup tidak selaras dengan alam?

Jika manusia hidup tidak seleras dengan alam, akan terjadi ketidakseimbangan di alam. Ketidakseimbangan tersebut kemudian akan merusak ekosistem dan akhirnya melahirkan dampak buruk yang akan dirasakan oleh seluruh makhluk hidup di bumi.

Dampak buruk 

Berikut adalah dampak buruk tidak selarasnya manusia dengan alam!

Punahnya hutan

T. W. Crowther dan kawan-kawan dalam jurnal Mapping Tree Density at a Global Scale (2015) menyebutkan bahwa sekitar 15 miliar pohon ditebang setiap tahunnya dan jumlah pohon dunia telah berkurang sekitar 46 persen sejak dimulainya peradaban manusia.

Artinya hutan di seluruh dunia telah kehilangan setengah dari jumlah pohonnya. Jika manusia terus hidup tidak selaras dengan alam dengan cara menebang hutan, maka akan berdampak pada punahnya hutan di seluruh dunia.

Baca juga: Pengertian Hidup Tidak Selaras dengan Alam

Habisnya pasokan air bersih

Kehidupan manusia yang tidak selaras menimbulkan kepunahan hutan. Hutan berperan penting dalam siklus air bumi, sehingga berkurangnya hutan berarti berkurangnya pasokan air bersih bagi manusia.

Kegiatan manusia yang tidak selaras juga mencemari alam juga sumber air. Hal tersebut membuat air tercemar dan berbahaya untuk diminum.

Meningkatnya zona mati mautan

Sampah yang dihasilkan manusia sebagian besar berakhir ke lautan. Dilansir dari United Nations, sejak tahun 1980, sekitar 400 juta ton logam berat, pelarut, lumpur beracun, pupuk, dan limbah lainnya masuk ke lautan dan menciptakan 400 zona mati lautan.

Zona tersebut rusak oleh polusi dan tidak bisa dihuni makhluk hidup. Jika manusia terus-menerus hidup tidak selaras dengan alam, seluruh laut akan menjadi zona mati.

Pemanasan global

Hidup manusia yang tidak selaras dengan alam menimbulkan polusi udara berupa gas rumah kaca. Gas rumah kaca memerangkap panas matahari dan meningkatkan suhu bumi. Menurut NASA, dari tahun 1880 hingga tahun 2020 suhu bumi telah naik sebesar 1,02 derajat celcius.

Kenaikan suhu bumi bisa membunuh terumbu karang, mematikan ekosistem laut, mencairkan es kutub, menenggelamkan sebagain besar permukaan bumi, dan dampak buruk lainnya bagi kehidupan.

Baca juga: Apakah Perilaku Membuang Sampah Sembarangan Termasuk Hidup Tidak Selaras dengan Alam?

Punahnya spesies hewan dan tumbuhan

Laporan The Intergovernmental Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) (2019) dari United Nations menyebutkan bahwa aktivitas manusia telah mendorong kepunahan satu juga spesies hewan dan tumbuhan dalam beberapa dekade terakhir.

Jika manusia terus hidup tidak selaras dengan alam. Akan lebih banyak lagi spesies hewan dan tumbuhan yang punah dari bumi. Dan jika hanya manusia satu-satunya spesies makhluk hidup yang tersisa, manusia tetap tidak bisa hidup tanpa hewan dan tumbuhan.

Hilangnya sumber daya alam

Kehilangan hutan, kepunahan hewan, kepunahan tumbuhan akan berakhir pada hilangnya sumber daya alam.

Tanpa tumbuhan dan hewan, manusia kehilangan bahan pangan, bahan obat-obatan, bahan pakaian juga bahan produk lainnya. Tanpa sumber daya tersebut, manusia tidak akan bertahan hidup dan ikut punah.

Baca juga: Cara Hidup Selaras dengan Alam dan Pengaruhnya bagi Kesehatan Manusia

Meningkatkan potensi bencana alam

Kehidupan manusia yang tidak selaras dengan alam menyebabkan degradasi lahan. Yaitu pengurangan produktivitas lahan karena penggundulan hutan, kekeringan, maupun banjir. Hal ini menyebabkan lahan hidup manusia semakin sedikit.

Degradasi lahan juga dapat menyebabkan peningkatan potensi bencana alam. Mengutip dari Food and Agriculture Organization of the United Nations, degradasi lahan merupakan penyebab utama meningkatnya dampak banjir dan kekeringan terhadap manusia.

Selain banjir, degradasi lahan juga dapat menyebabkan badan dan angin topan yang lebih sering dan lebih kuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com