Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu The Law of Diminishing Marginal Return?

Kompas.com - 13/10/2021, 11:00 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Produksi merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang utama. Produksi mengolah beberapa input menjadi suatu hasil produksi atau ouput.

Dalam ilmi ekonomi, ada yang dinamakan Hukum Keterbatasan Peningkatan atau lebih dikenal dengan istilah the Law of Diminishing Marginal Return.

Namun, apakah yang dimaksud dengan the Law of Diminishing Margnal Return? The law of diminishing marginal return membahas tentang keterbatasan peningkatan faktor input untuk meningkatkan suatu produksi.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, the Law of Diminishing Margnal Return adalah hukum ekonomi yang menyatakan jika satu input dalam produksi ditingkatkan semantara input lainnya dipertahankan, pada akhirnya akan terjadi penurunan output.

Baca juga: Pengertian Sistem Ekonomi Kapitalis, Ciri-Ciri, Dampak, dan Contohnya

Tahapan The Law of Diminishing Marginal Return

The Law of Diminishing Marginal Return terjadi dalam tiga tahapan sebagai berikut:

Tahap I

Jika suatu perusahaan memiliki dua buah input produksi yaitu modal dan tenaga kerja. Perusahaan tersebut merasa dengan modal yang dimiliki sekarang, mereka bisa menambah tenaga kerja untuk meningkatkan produk outputnya.

Ketika pekerja ditambah satu-persatu sementara modal tetap, maka akan terjadi peningkatan produk output. Hal ini menghasilkan peningkatan produktivitas perusahaan dan pada saat inilah perusahaan beroperasi pada tingkat optimal.

Tahap II

Disadur dari Investopedia, setelah perusahaan berada di titik optimal, menambahkan pekerja tambahan di luar tingkat optimal akan menghasilkan hasil yang kurang efisien

Misalkan perusahaan yang telah optimal tersebut terus menambahkan tenaga kerja tanpa menambahkan modal.

Baca juga: Contoh Jenis Kegiatan Ekonomi beserta Lapangan Pekerjaan, Hasil, dan Penyebaran Barang

Pada tingkat ini, penambahan tenaga kerja menambah total output namun menurunkan output marjinal perusahaan. Perusahaan yang awalnya menghasilkan outpun maksimum, perlahan-perlahan mengalami penurunan.

Di mana output yang dihasilkan masing-masing pegawai akan berkurang karena lahan kerja yang tetap tatapi pekerja semakin banyak.

Tahap II

Jika pegawai terus ditambahkan dengan harapan meningkatkan produktivitas, maka perusahaan akan memasukin tahapan ketiga. Yaitu, tahapan pengembalian negatif.

Di mana output marjinal bukan hanya menurun, namun bernilai negatif. Pada saat inilah perusahaan mengalami kerugian diakibatkan ketidakseimbangan faktor-faktor produksi.

Sederhananya The Law of Diminishing Marginal Return dapat digambarkan dengan suatu lapanan bola yang harus dicabuti rumputnya. Jika pekerjaan dilakukan oleh lima orang, maka akan selesai dalam 2 jam dengan masing-masing orang mencabut sekarung rumput.

Baca juga: Bidang Kajian Ekonomi Mikro

Tenaga kerja kemudian ditambah menjadi sepuluh orang. Sehingga pekerjaan menjadi lebih cepat yaitu selesai hanya dalam satu jam. Namun, ternyata masing-masing orang hanya mencabut setengah karung rumput.

Jika tenaga kerja ditambah lagi menjadi dua puluh orang, pekerjaan memang akan selesai dengan sangat cepat.

Namun, tidak efektif karena tiap pekerjanya hanya mencabut seperempat karung saja. Sehingga modal yang dikeluarkan untuk membayar pekerja tidak sesuai dengan kinerja yang didapatkan.

Dilansir dari Economics Discussion, The Law of Diminishing Marginal Return membantu manajer untuk menentukan tenaga kerja optimal yang dibutuhkan untuk menghasilkan output maksimum.

Sehingga The Law of Diminishing Marginal Return dibutuhkan sebagai penjaga keseimbangan input dan outpun suatu perusahaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com