Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reaksi Kimia: Pengertian dan Tanda-Tandanya

Kompas.com - 05/08/2021, 16:12 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dalam pelajaran kimia, dipelajari reaksi kimia. Namun ternyata reaksi kimia tidak hanya ada dalam buku pelajaran.

Reaksi kimia terjadi dalam kehidupan sehari-hari dari mulai perkaratan besi, pembuatan obat-obatan, pengisian aki mobil, hingga reaksi kimia dalam tubuh akibat aktivitas enzim.

Rekasi kimia adalah suatu proses di mana suatu zat atau reaktan diubah menjadi zat yang berbeda dan disebut dengan produk. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, reaksi kimia mengatur ulang konstituran atom reaktan sehingga membuat zat yang berbeda sebagai produk.

Secara sederhana reaksi kimia adalah perubahan reaktan menjadi produk, sehingga sering juga disebut dengan perubahan kimia.

Baca juga: Kandungan Kimia Jagung dan Manfaatnya

Disadur dari Chemistry LibreTexts, reaksi kimia biasanya dituliskan dalam suatu persamaan kimia yang mewakili perubahan reaktan menjadi produk. Persamaan kimia dibuat menjadi dua sisi, sebagai berikut:

A(s) + B(l) → C(aq) + D (g)

Sisi kiri mewakili zat yang bereperan sebagai reaktan atau zat awal sebelum reaksi kimia terjadi. Adapun sisi kanan mewakili produk atau zat hasil reaksi kimia.

Huruf dalam kurung mewakili fasa (bentuk zat) setiap zat. (s) berarti zat dalam bentuk solid atau padat, (aq) berarti zat dalam bentuk aqueous atau larutan, (l) berarti zat dalam bentuk liquid atau larutan, dan (g) berarti zat berada dalam bentuk gas.

Tanda-tanda reaksi kimia

Berikut gejala atau tanda-tanda yang menyertai reaksi kimia, yaitu:

  • Perubahan warna

Reaksi kimia dapat menimbulkan perubahan warna yang terlihat pada produknya. Misalnya reaksi redoks besi (perkaratan besi) membuat besi yang berwarna silver mengkilat menjadi merah kecoklatan.

Reaksi Briggs-Rauscher yang warnanya berubah dari bening, menjadi kuning, menjadi biru, lalu menjadi kehitaman.

Baca juga: Rumus Kimia Nikel

  • Perubahan suhu

Berdasarkan laman Lumen Learning, reaksi kimia dapat menyebabkan perubahan suhu yang dibagi menjadi dua yaitu reaksi eksotermik dan reaksi endotermik.

Reaksi endotermik menyerap panas, sehingga suhu reaktan menjadi lebih dingin daripada lingkungannya. Contohnya pada cool pack atau pendingin tubuh yang dipakai pada musim panas.

Adapun reaksi eksotermik melepaskan panas, sehingga suhu reaktan akan terasa panas. Pada eksotermik, sistem reaksi akan memiliki suhu lebih panas dibanding lingkungannya. Contohnya adalah reaksi pembakaran hidrokarbon.

  • Munculnya gas

Ciri lain reaksi kimia adalah memunculkan gas sebagai produk reaksinya. Terbentuknya gas dicirikan dengan terbentuknya gelembung udara dalam sistem yang sedang mengalami reaksi kimia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com