Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalimat Ambigu: Definisi, Jenis, Ciri-Ciri, Faktor, dan Contoh Kalimat

Kompas.com - 07/07/2021, 12:43 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

Contoh lainnya kata ‘orang tua’ yang bisa bermakna ganda, yaitu orang yang sudah tua, atau orang tua dari anak. Penggunaan kata ini memang memiliki makna ganda, yang juga harus disesuaikan dengan konteks kalimat dan suasananya.

Baca juga: Kalimat Interogatif: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya

Ciri-ciri kalimat ambigu

Kalimat taksa atau ambigu memiliki sejumlah ciri, yakni:

  1. Penggunaan katanya memiliki makna ganda atau lebih dari satu
  2. Sifatnya membuat bingung pembaca karena tidak mudah dipahami
  3. Maknanya kurang jelas
  4. Menimbulkan keraguan atau dapat mengakibatkan kesalahpahaman bagi pembaca atau pendengar

Faktor penyebab kalimat ambigu

Ada tiga faktor penyebab kalimat ambigu, yaitu:

  1. Faktor sintaksis
    Sintaksis merupakan penyusunan kata dalam sebuah kalimat. Ambiguitas dapat terjadi karena kesalahan dalam sintaksis atau penyusunan katanya.
  2. Faktor struktural
    Struktural dalam sebuah kalimat dibagi menjadi frasa dan kalimat. Ambiguitas dapat terjadi karena struktur frasa dan kalimatnya kurang tepat.
  3. Faktor morfologi
    Mofologi adalah perubahan pembentukan kata. Ambiguitas dapat terjadi karena perubahan pembentukan kata yang digunakan dalam sebuah kalimat, tidak sesuai.

Baca juga: Contoh Kalimat Perbandingan dalam Bahasa Indonesia

Contoh kalimat ambigu

Agar lebih mudah memahaminya, mari simak dua contoh di bawah ini:

Titha membaca buku sejarah bahasa yang baru.

Kalimat tersebut bersifat ambigu, karena yang dimaknai baru bisa berupa sejarahnya, atau bahasanya, atau bukunya. Pemilihan dan peletakan kata ‘baru’ bisa disesuaikan dengan konteks yang ingin disampaikan. Misalnya makna yang ingin disampaikan ialah tentang buku yang baru, kalimatnya akan menjadi: “Titha membaca buku baru yang bercerita tentang sejarah bahasa”.

Istri kepala sekolah yang ramah tersebut mengenakan baju ungu.

Kalimat tersebut bersifat ambigu, karena yang dimaknai ramah bisa kepala sekolahnya atau istri dari kepala sekolah tersebut. Jika yang dimaknai ‘ramah’ ialah kepala sekolahnya, kalimatnya akan menjadi: “Perempuan yang mengenakan baju ungu tersebut merupakan istri dari kepala sekolah yang ramah itu”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com