Contoh lainnya kata ‘orang tua’ yang bisa bermakna ganda, yaitu orang yang sudah tua, atau orang tua dari anak. Penggunaan kata ini memang memiliki makna ganda, yang juga harus disesuaikan dengan konteks kalimat dan suasananya.
Baca juga: Kalimat Interogatif: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya
Kalimat taksa atau ambigu memiliki sejumlah ciri, yakni:
Ada tiga faktor penyebab kalimat ambigu, yaitu:
Baca juga: Contoh Kalimat Perbandingan dalam Bahasa Indonesia
Agar lebih mudah memahaminya, mari simak dua contoh di bawah ini:
Titha membaca buku sejarah bahasa yang baru.
Kalimat tersebut bersifat ambigu, karena yang dimaknai baru bisa berupa sejarahnya, atau bahasanya, atau bukunya. Pemilihan dan peletakan kata ‘baru’ bisa disesuaikan dengan konteks yang ingin disampaikan. Misalnya makna yang ingin disampaikan ialah tentang buku yang baru, kalimatnya akan menjadi: “Titha membaca buku baru yang bercerita tentang sejarah bahasa”.
Istri kepala sekolah yang ramah tersebut mengenakan baju ungu.
Kalimat tersebut bersifat ambigu, karena yang dimaknai ramah bisa kepala sekolahnya atau istri dari kepala sekolah tersebut. Jika yang dimaknai ‘ramah’ ialah kepala sekolahnya, kalimatnya akan menjadi: “Perempuan yang mengenakan baju ungu tersebut merupakan istri dari kepala sekolah yang ramah itu”.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.