KOMPAS.com - Baju Bodo merupakan pakaian adat suku Bugis-Makassar yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan.
Baju adat tersebut dikenal sebagai salah satu busana tertua di dunia.
Dilansir dari situs Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Baju bodo adalah baju adat bagi perempuan Sulawesi Selatan yang dipakai sebagai pakaian kebesaran setiap acara.
Dalam dunia pendidikan, baju adat ini ada disetiap sekolah.
Baju adat tersebut juga sering dipakai dalam upacara pernikahan. Bahkan pada saat ini baju adat Bodo dipakai untuk menari dalam berbagai festival.
Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Baju bodo adalah pakaian adat tradisional perempuan Bugis, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Baju Sangkurat, Pakaian Adat Kalimantan Tengah
Baju bodo berbentuk segi empat, biasanya berlengan pendek, yaitu setengah atas bagian siku lengan.
Ini sesuai dengan namanya "bodo" yang memiliki arti pendek. Dulu Baju Bodo dipakai tanpa baju dalaman sehingga memperlihatkan payudara dan lekuk-lekuk dada pemakainya dan dipadukan dengan sehelai sarung yang menutupi bagian pinggang ke bawah badan.
Dengan masuknya Islam di daerah tersebut, baju Bodo yang awal memperlihatkan aurat mengalami perubahan.
Di mana dipasangkan dengan baju dalaman berwarna sama, namun lebih terang. Sedangkan busana bagian bawahnya berupa sarung sutera berwarna senada.
Baju bodo juga dikenal sebagai salah satu busana tertua di dunia.
Dikutip dari buku Antropologi Sosial Budaya (2020) karya Sriyana, perkiraan tersebut didukung oleh sejarah kain muslim yang menjadi bahan dasar baju Bodo.
Baca juga: Faktor Kemunduran Peradaban Islam
Jenis kain yang dikenal dengan sebutan kain muslim (Eropa), Maisolos (Yunani Kuno), Masalia (India Timur), atau Ruhm (Arab) pertama kali diperdagangkan di Kota Dakka, Banglades.
Di mana merujuk pada catatan seorang pedagang Arab bernama Sulaiman pada abad ke-19.
Pada 1298 dalam buku The Travel of Marco Polo, Marco Polo menggambarkan kalau kain muslim dibuat di Mosul (Irak) dan diperdagangkan oleh pedagang yang disebut Musolini.
Dikutip dari buku Pakaian Tradisional Asean (1991), baju Bodo terdiri dari sarung yang terbuat dari sutera dengan benas emas. Motifnya adalah kotak-kotak dengan warna dominan merah.
Kemudian ada talik ikat pinggang dari bahan katun dengan warna dominan adalah biru serta bermotif tulisan Arab.
Selain itu ada juga baju tipis yang terbuat dari serat nanas.
Baca juga: Sejarah Banjir Jakarta dari 1950 hingga 1994
Pakaian adat Bodo sering dipergunakan untuk acara adat seperti upacara pernikahan.
Namuan sekerang, baju Bodo mulai direvitalisasi melalui acara lainnya seperti lomba menari atau menyambut tamu agung yang datang.
Meski sekarang baju adat Bodo mulai dipakai karena terpengaruh busana-busana modern. Namun, di kampung-kampung Bugis
masih dikenakan oleh para pengantin perempuan saat upacara akad nikah dan resepsi pernikahan.
Biasanya pada saat pemakaian baju adat Bodo dilengkapi dengan berbagai aksesoris. Aksesoris tersebut meliputi gelang panjang, Kalung, anting panjang, gelang lengan dan hiasan konde (bando).
Baca juga: Biografi Raden Patah, Raja Pertama Kerajaan Demak
Bahan yang dipakai untuk membuat baju Bodo adalah kain sutera. Di mana dengan cara dirajut membentuk bagian badan blus menggelembung.
Pada bagian atas dilubangi untuk memasukan kepala yang sekaligus juga merupakan garis untuk lubang leher.
Baju Bodo tidak memiliki sambungan jahitan pada bagian bahu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.