Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contoh Analisis Unsur Intrinsik dan Kaidah Kebahasaan Novel

Kompas.com - 02/12/2020, 20:53 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam buku Pengkajian Prosa Fiksi (2017), Andri Wicaksono berpendapat bahwa novel adalah suatu jenis karya sastra yang berbentuk prosa fiksi dalam ukuran panjang dan menceritakan konflik yang mengubah nasib tokohnya.

Seperti karya sastra jenis lainnya, novel dibangun berdasarkan unsur intrinsik dan kaidah kebahasaan. Agar lebih memahaminya, mari simak contoh analisis unsur intrinsik novel berikut.

Tema

Tema merupakan topik yang diangkat dalam sebuah novel. Menurut Burhan Nurgiyantoro dalam Teori Pengkajian Fiksi (1998), tema dengan demikian, dapat dipandang sebagai dasar cerita, gagasan dasar umum sebuah karya novel.

Contohnya: novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer bertema kawin paksa dan ketimpangan strata sosial pada masa feodal.

Alur

Alur disebut juga plot. Alur merupakan kesinambungan jalannya cerita. Dalam Teori Pengkajian Fiksi (1998) karya Burhan Nurgiyantoro menyebutkan, plot merupakan penyajian secara linear tentang berbagai hal yang berhubungan dengan tokoh, maka pemahaman kita terhadap cerita amat ditentukan oleh plot.

Baca juga: Novel: Pengertian, Unsur, dan Ciri-cirinya

Contoh:
Novel Gadis Pantai karya Pramodoedya Ananta Toer ini menggunakan alur maju. Jalan cerita yang runtut berdasarkan urutan waktu.

(Pengantar situasi cerita) Cerita ini dimulai dengan masa remaja si Gadis Pantai. Orang tua Gadis Pantai adalah nelayan miskin yang berada di Kampong Nelayan.

(Pengungkapan kejadian) Gadis Pantai dipasksa menjadi istri Bendoro, seorang priyayi pembesar yang kaya.

(Konflik) Tahun pertama pernikahannya dengan Bendoro, Gadis Pantai mencoba beradaptasi dengan kehidupan barunya sebagai priyayi. Awalnya ia merasa asing, tetapi ia juga mendapat berbagai pengetahuan dan keterampilan dari kehidupan barunya. Terjadi konflik batin sebab Gadis Pantai selalu merindukan kehidupan yang bebas dekat dengan laut.

(Klimaks) Masyarakat yang terlanjur hidup dalam budaya feodal dan patriarkis mulai mempermasalahkan latar belakang Gadis Pantai. Kerabat Bendoro berusaha menyingkirkan Gadis Pantai. Di sisi lain, Bendoro mulai bersikap tak acuh padahal Gadis Pantai sedang mengandung anak pertamanya.

(Penyelesaian konflik) Pada bagian akhir cerita, Bendoro menceraikan Gadis Pantai. Tidak hanya itu, ia mengusir dan memisahkan Gadis Pantai dengan anaknya. Gadis Pantai tak berdaya, ia pun pergi ke Blora untuk melanjutkan hidupnya.

Latar

  • Latar tempat: daerah pesisir pantai utara Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Rembang.
  • Latar waktu: zaman penjajahan Belanda
  • Latar suasana: budaya feodal begitu kental karena pengaruh kerajaan di Jawa sangat kuat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com