Selain alat-alat yangidsebutkan di atas, masih ada benda-benda lain yang dihasilkan. Khsusunya benda yang ada kaitannya dengan kepercayaan manusia yang hidup pada zaman batu.
Kepercayaan masyarakat pada masa bercocok tanam merupakan perkembangan dari zaman masa berburu dan mengumpulkan makanan.
Pada masa sebelumnya, manusia purba sudah mengenal kepercayaan berupa adanya penguburan. Pada masa bercocok tanam kepercayaan masyarakat dibuktikan dengan temuan bangunan-bangunan batu besar.
Bangunan batu besar atau dikenal megalithikum diperkirakan berlangsung sejak zaman bercocok tanam dan masa perundagian.
Baca juga: Peninggalan Manusia Praaksara
Bangunan megalithikum sebagai berikut:
Pada zaman logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Pada zaman ini masyarakat menggunakan alat-alat yang terbuat dari logam.
Zaman logam terbagi menjadi tiga, sebagai berikut:
Orang menggunakan tembaga sebagai alat kebudayaan. Alat kebudayaan ini dikenal di beberapa bagian dunia saja. Di Indonesia tidak dikenal istilah zaman tembaga.
Pada zaman ini orang sudah mencampur tembaga dan timah dengan perbandingan 3:10 sehingga logam yang dihasilkan lebih keras.
Baca juga: Kehidupan Manusia Praaksara di Indonesia
Peralatan pada zaman perunggu, yaitu:
Zaman ini manusia sudah pintar melebur besi dan bijinya untuk dituang ke alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dibvandingkan peleburan besi. Membutuhkan panas sekitar 3.500 derajat selsius.
Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut sebagai zaman perunggu.
Alat-alat yang ditemyukan pada zaman ini jumlahnya sedikit, seperti:
Di mana alat-alat tersebut banyak ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor, dan Punung (Jawa Timur ).
Baca juga: Persebaran Nenek Moyang Indonesia
Saat itu masyarakat mengenal teknik pengolahan logam yang terbagi menjadi beberapa teknik, yaitu: