Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan Kompas, Mendorong Bangsa Eropa lakukan Penjelajahan

Kompas.com - 22/06/2020, 11:45 WIB
Ari Welianto

Penulis

Dalam buku Kolonialisme: Eksploitasi dan Pembangunan Menuju Hegemoni (2019) karya Miftakhudin, kompas yang berati navigasi telah menjadi hak semua orang dan memungkinkan Eropa memperluas horizon barat ke dunia baru.

Penemuan kompas kemudian memicu penjelajahan-penjelajahan seperti, Vasco da Gama dan Marcopolo.

Di waktu yang bersamaan, Islam telah menguasai bekas-bekas kekuasaan Romawi, melarang orang Eropa berdagang di beberapa pelabuhan sentral.

Kondisi tidak menguntungkan itu mulai melakukan penjelajahan dengan misi menemukan lokasi sumber kebutuhan pokok.

Baca juga: Portugis, Bangsa Eropa Pertama yang Masuk ke Indonesia

Era penjelajahan inilah maka dimulainya era kolonialisme (imperalisme), era perdagangan global, dan era bajak laut.

Penemuan Kompas

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), kompas dalam navigasi atau survei merupakan perangkat utama untuk menemukan arah di permukaan bumi. Jenis kompas tertua dan paling dikenal adalah kompas magnetik.

Digunakan dalam berbagai bentuk di pesawat terbang, kapal, dan kendaraan darat oleh surveyor.

Kompas dapat beroperasi berdasarkan prinsip magnetik dengan menentukan arah matahari atau bintang.

Diperkirakan kompas sudah ada pada abad ke-12. Pelaut China dan Eropa membuat penemuan.

Pelaut Persia memperoleh kompas dari orang China dan kemudian memperdagangkannya.

Di mana sepotong batu akik, biji magnetik yang terjadi secara alami ketika melayang diatas tongkat di air, cenderung menyeleraskan mengarah ke arah kutub.

Baca juga: Perjanjian Saragosa, Ketika Portugis dan Spanyol Berebut Maluku

Penemuan tersebut kemudian diikuti dengan cepat, bahwa jarum besi yang disentuh oleh batu permata untuk waktu yang lama akan menyelaraskan diri ke arah utara selatan.

Pada abad ke-13, jarum kompas telah dipasang pada pin yang berdiri di bagian bawah mangkuk kompas.

Awalnya hanya utara dan selatan yang ditandai pada mangkuk. Namun, kemudian 30 titik arah utama lainnya diisi.

Kini, kompas berkembang dengan pesat dan banyak dipakai untuk aktivitas berlayar atau aktivitas lain.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com