Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pati Unus, Pangeran Sabrang Lor yang Berani Menantang Portugis

Kompas.com - 07/06/2020, 15:45 WIB
Ari Welianto

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama yang berdiri di Pulau Jawa. Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah pada 1500. Ia pun menjadi raja pertama Kerajaan Demak.

Kerajaan Demak  dulunya  bagian dari Kerajaan Majapahit yang merupakan kerajaan Hindu – Buddha. 

Namun Demak sejak dulu telah dikenal banyak mendapat pengaruh dari pedagang Islam sehingga masyarakatnya kemudian banyak yang menganut agama Islam. 

Setelah Kerajan Majapahit runtuh, Kerajaan Demak berkembang dan menjadi kekuatan baru di Nusantaran. Ekspansi ke berbagai daerah di Nusantara dilakukan untuk memajukan kerajaan

Pada masa pemerintahan Raden Patah, Kerajaan Demak sudah mengadakan perlawanan melawan Portugis yang menduduki Malaka dan ingin menganggu Demak.

Perlawanan melawan Portugis tetap dilakukan meski Raden Patah meninggal pada 1518. Ia digantikan oleh menantunya bernama Pati Unus atau Adipati Unus.

Pati Unus dikenal sebagai panglima perang yang gagah berani. Ia pernah memimpin perlawanan terhadap Portugis di Malaka saat usia 17 tahun.

Pati Unus terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor karena keberaniannya dalam peristiwa melawan Portugis.

Baca juga: Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Pertama dan Terbesar di Utara Jawa

Menyerang Portugis

Dalam buku Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara (2005) karya Slamet Muljana, pada 1512 Pati Unus menyerang Malaka namun serangan itu gagal.

Segenap jung (sejenis kapal layar) sumbangan dari Semarang dan Rembang musnah dalam serangan itu.

Dari seratus jung yang berangkat menyerang Malaka, hanya tujuh atau delapan yang pulang kembali.

Kekuatan laut seluruh Jawa dan Palembang tinggal lebih kurang 19 jung dan 10 penjajap (kapal perang Bugis).

Pati Unus mengharapkan serangan balasan dari Portugis, namun serangan balasan tersebut tidak kunjung datang.

Perahu jung yang ditumpanginya dalam perjalanan pulang berlabuh di pangkalan Jepara. Jung itu tetap menjadi kebanggaannya dan dirawat baik-baik di bawah atap.

Karena serangan itu, hubungan dagang antara Jawa dan Malaka memburuk. Kelebihan hasil panen di Jawa tidak dapat diangkut ke Malaka.

Baca juga: Perkembangan Politik Kerajaan Demak 

Dari ekspor kelebihan hasil panen itu diperoleh banyak keuntungan.

Pedagang-pedagang Gujarat, Keling, China, dan Bengala yang sebelumnya banyak berlayar ke Jawa membawa berbagai barang dagangan tidak lagi muncul.

Akibatnya para penduduk mencari-cari tempat lain yang dapat memberi keuntungan.

Dikutip National Geographic, meski memiliki pasukan yang cukup besar namun pasukan Demak harus mengakui kekalahan dari Portugis yang memiliki senjata lebih lengkap dan canggih.

Meski dalam penyerangan tersebut gagal, namun keberanian Adipati Unus yang masih muda dalam menyerang Portugis di Malaka terdengar beritanya ke penjuru pulau Jawa.

Ia kemudian mendapat gelar Pangeran Sabrang Lor (Pangeran yang menyeberang ke Utara). Sebutan itu diberikan akibat serangan terhadap Portugis di Malaka.

Menjadi Raja

Pati Unus berkuasa penuh di Kerajaan Demak dalam waktu singkat pada 1518 hingga 1521. Ia menggantikan Raden Patah, raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Demak yang wafat pada 1518.

Baca juga: Mengenal Keraton Jipang di Blora, Mengenang Arya Penangsang dan Kerajaan Demak

Menurut Tomo Pires dalam bukunya Suma Oriental menceritakan asal usul dan pengalaman Pati Unus.

Dikatakan bahwa nenek Pati Unus berasal dari Kalimantan Barat Daya. Ia kemudian merantau ke Malaka dan kawin dengan wanita Melayu. Dari perkawinan tersebut lahir ayah Pati Unus.

Saat muda ayah Pati Unus dikenal sebagai pedagang sukses. Bahkan memiliki jung dan wilayah kekuasaan di Pulau Bangka dan beberapa Kalimantan.

Ayah Pati Unus kemudian kembali ke Jawa dan bergabung dengan kerajaan Demak. Kemudian Pati Unus menikah dengan putri Raden Patah.

Sejak saat itu Pati Unus dipercaya untuk memimpin pasukan Kasultanan Demak dalam invasi ke Malaka dan menjadi raja.

Nasib Pati Unus dalam penyerangan terhadap Portugis di Malaka ada beberapa versi atau laporan. Ada yang mangatakan wafat dalam pertempuran tersebut.

Namun menurut Rafflles, Pati Unus berhasil selamat dan pulang ke Jawa. Sumber lain mengatakan, Pati Unus berhasil walau dengan tangan hampa.

Baca juga: Perkembangan Kerajaan Demak Dari Aspek Ekonomi, Sosial dan Budaya 

Namun sang pangeran muda melawan Portugis dikenang warga di Pulau Jawa.

Karena di usia muda dengan berani melawan Portugis yang pada masa itu dikenal sebagai bangsa yang cukup kuat dan tangguh.

Pada sisi lain, kegagalan Pati Unus dalam menyerang Portugis disambut gembira oleh sebagian pihak di Jawa, khusus pihak yang punya relasi cukup baik dengan Portugis.

Mereka lebih suka menjalin relasi dalam bidang perdagangan dengan Portugis dibandingkan dengan Kerajaan Demak.

Pati Unus pun melancarkan ekspansi ke beberapa daerah di pantai Utara Jawa untuk menghalau meluasnya pengaruh Portugis di tanah Jawa.

Pada 1521, Pati Unus meninggal karena sakit bengkak paru-paru. Kerajaan Demak pun diteruskan oleh Sultan Trenggono yang merupakan putra Raden Patah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com