Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siklus Air: Pendek, Sedang, dan Panjang

Kompas.com - 02/04/2020, 20:00 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

KOMPAS.com - Sejak pertama muncul di bumi, air telah mengalami perubahan bentuk berkali-kali hingga saat ini.

Air ada di laut, terkena panas sinar matahari hingga menguap, kemudian turun sebagai hujan, dan bisa menjadi es maupun kembali lagi ke laut.

Begitu pula di tubuh manusia. Kita meminum air, kemudian kita keluarkan lagi air itu sebagai urine.

Pada dasarnya jumlah massa air di bumi tetap. Air hanya berubah bentuk dan mengalami siklus hidrologi.

Dikutip dari Dinamika Hidrosfer (2018), siklus air adalah gerak perputaran air dengan perubahan air menjadi berbagai wujud dan kembali ke bentuk semula.

Baca juga: Air Permukaan: Bentuk, Macam, dan Fungsinya

Siklus air bisa dibedakan menjadi tiga yakni siklus pendek, sedang, dan panjang. Berikut penjelasannya:

Siklus air pendekYudhistira Ghalia Indonesia Siklus air pendek
Siklus pendek

Siklus air pendek diawali dengan penguapan air laut ke atmosfer.

Kemudian pada ketinggian tertentu, uap air akan mengalami proses kondensasi.

Kondensasi adalah perubahan wujud benda menjadi padat atau mengembun.

Pada proses kondensasi, uap air berubah menjadi awan.

Awan yang tak mampu menahan beban air, akan berubah menjadi titik-titik air atay presipitasi (hujan) yang hatuh ke laut dan mengulangi lagi siklusnya.

Air yang berasal dari siklus pendek tidak dapat dimanfaatkan untuk mengairi sawah dikarenakan sebagian besar airnya meresap ke dalam tanah.

Baca juga: Proses Terjadinya Hujan

Siklus air sedangYudhistira Ghalia Indonesia Siklus air sedang
Siklus sedang

Siklus sedang terjadi ketika air laut menguap. Uap air dibawa oleh angin menuju daratan.

Di ketinggian tertentu, uap air mengalami proses kondensasi menjadi awan.

Awan kemudian menjadi hujan yang jatuh di daratan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com