Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa: Penyebab, Jenis dan Cara Mengukurnya

Kompas.com - 14/12/2019, 11:00 WIB
Arum Sutrisni Putri,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidak banyak yang diketahui mengenai gempa bumi sampai kemunculan seismologi pada awal abad ke-20.

Seismologi merupakan studi ilmiah tentang semua aspek gempa bumi. Seismologi menjawab pertanyaan yang sudah lama ada seperti mengapa dan bagaimana gempa bumi terjadi.

Encyclopaedia Britannica mencatat, sekitar 50 ribu gempa bumi sering terjadi setiap tahun di seluruh bumi.

Dari jumlah tersebut, sekitar 100 gempa berukuran cukup besar dengan dampak kerusakan tinggi, terlebih bila terjadi di dekat area pemukiman.

Gempa bumi yang hebat terjadi rata-rata satu kali per tahun. Gempa bumi bertanggung jawab atas jutaan kematian dan kerusakan properti yang tak terhitung jumlahnya.

Baca juga: Fenomena Kemunculan Oarfish dan Mitos Prediksi Gempa...

Pengertian gempa bumi

Dilansir dari NASA, gempa bumi adalah guncangan hebat yang terjadi di permukaan bumi. Getaran ini disebabkan oleh gerakan di lapisan terluar bumi.

Sedangkan USGS, lembaga geologi AS, menjelaskan, gempa bumi adalah ketika dua lempeng bumi tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat kedua lempeng bergeser disebut bidang patahan atau patahan.

Gempa bumi disebabkan oleh pergerakan kerak atau lempeng bumi tersebut.

Lokasi di bawah permukaan bumi tempat gempa bumi dimulai disebut hiposenter. Sedangkan lokasi tepat di atas gempa bumi disbeut episentrum.

Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi pada permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba dan menciptakan gelombang seismik.

Baca juga: Kaleidoskop 2019: 5 Gempa yang Paling Merusak di Indonesia

Penyebab gempa bumi

Meski bumi terlihat cukup padat di permukaan, sebenarnya sangat aktif tepat di bawah permukaan.

Bumi terbuat dari empat lapisan dasar yaitu kerak padat (solid crust), mantel panas hampir padat (mantle), inti luar cair (outer core) dan inti dalam padat (inner core).

Kerak padat dan lapisan atas mantel membentuk daerah yang disebut litosfer (lithosphere).

Litosfer bukanlah bagian yang terus menerus membungkus bumi seperti kulit telur. Litosfer sebenarnya terbuat dari potongan seperti puzzle raksasa yang disebut lempeng tektonik.

Pelat tektonik terus bergeser saat melayang di lapisan mantel yang kental atau mengalir perlahan di bawah. Gerakan tanpa henti ini menyebabkan tekanan pada kerak bumi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com