Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Perempuan Pahlawan Nasional

Kompas.com - 10/12/2019, 10:30 WIB
Serafica Gischa ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Kartini tidak hanya terkenal di Indonesia, melainkan juga di Belanda. Pada tanggal 17 September 1904, RA kartini menginggal dunia setelah melahirkan anak pertamanya.

Namanya dikenal lewat buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang merupakan kumpukan dari surat-surat Kartini kepada teman-temannya di Eropa.

Pada tanggal 2 Mei 1962, RA Kartini resmi dianugerahi gelar Pahlawan Indonesia.

Raden Dewi Sartika

Sama halnya dengan RA Kartini, Raden Dewi Sartika juga memperjuangkan orang pribumi khususnya perempuan untuk mengenyam pendidikan.

Baca juga: Menerobos Hutan Menuju Makam Pahlawan Nasional Cut Meutia

Lahir di Bandung tanggal 4 Desember 1884, Dewi Sartika dipaksa untuk bersekolah di sekolah Belanda.

Namun, semenjak ikut dengan pamannya, Raden Dewi Sartika hanya memperoleh pendidikan dasar di Cicalengka, karena ayahandanya, Raden Somanagara meninggal dunia.

Disadur dari buku Kumpulan Pahlawan Indonesia (2012) karya Minarwati, sejak kecil Dewi Sartika memiliki bakat sebagai pengajar. Ia selalu memanfaatkan papan bilik, kandang kereta, dan pecahan genteng untuk mengajarkan pengetahuan kepada sesama.

Dia juga mengajarkan saudara perempuannya keterampilan, seperti merenda, memasak, menjahit, membaca, dan menulis.

Akhirnya pada tahun 1904, Dewi Sartika berhasil membuka sekolah dengan nama Sakola Istri (sekolah perempuan). Sekolah itu didirikan di ruang pendopo Kabupaten Bandung dan dibantu oleh dua orang saudaranya.

Sekolahnya berkembang pesat, sehingga menjadi nama Sakola Kautamaan Istri dan membuat organisasi Kautamaan Istri di Tasikmalaya. Kemudian pada tahun 1929 berganti lagi menjadi nama Sekolah Raden Dewi.

Saat terjadi agresi militer Belanda tahun 1947, Dewi Sartika turut berjuang melawan Belanda. Kondisi semakin genting dan mengharuskan Dewi Sartika mengungsi.

Akhirnya pada tanggal 11 September 1947 Dewi Sartika wafat di pengungsian dan diberi gelar kehormatan pada tanggal 1 Februari 1966.

Nyi Ageng Serang

Nyi Ageng Serangkemdikbud.go.id Nyi Ageng Serang
Nama aslinya Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi dan dipanggil Kustiyah. Ia lahir di Serang tahun 1752.

Baca juga: Sultan Himayatuddin Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Warga Berdatangan ke Makam

Saat Panembahan Serang menolak Perjanjian Giyanti yang dianggap merugikan rakyat, Belanda geram dan melakukan perang besar. Di situ Kustiyah membantu ayahnya untuk menahan serangan Belanda.

Namun, Kustiyah berhasil ditangkap dan dibawa ke Jogjakarta. Tak berapa lama, ia mampu melarikan diri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com