Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Destructive Fishing dan Dampaknya

KOMPAS.com - Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang kaya akan sumber daya kelautan sehingga memiliki potensi bahari yang melimpah.

Namun, kekayaan akan potensi baharinya membuat Indonesia menjadi negara yang rawan akan kegiatan eksploitasi sumber daya perikanan.

Salah satu kegiatan eksploitasi sumber daya perikanan adalah destructive fishing.

Apa itu destructive fishing?

Destructive fishing adalah kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan bahan, alat, atau cara yang merusak sumber daya ikan maupun lingkungannya.

Alat-alat yang digunakan dalam destructive fishing adalah bahan peledak, bahan beracun, strum, dan alat tangkap lainnya yang tidak ramah lingkungan.

Maka, dapat ditafsirkan bahwa destructive fishing merupakan penangkapan dengan menggunakan bahan kimia, bahan biologis, bahan peledak, serta metode dan/atau alat yang membahayakan pelestarian sumber daya ikan.

Destructive fishing merupakan penangkapan ikan yang bersifat merusak dan merugikan, di mana prinsip destructive fishing adalah untuk menangkap ikan sebanyak-banyaknya.

Umumnya destructive fishing hanya mengutamakan keuntungan nelayan tanpa mempertimbangkan keberlanjutan sumber daya perikanan.

Oleh karena itu, destructive fishing merupakan kegiatan penangkapan yang dilarang karena merupakan salah satu ancaman utama terhadap pengelolaan potensi perikanan di Indonesia.

Dampak destructive fishing

Penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan ini pada dasarnya merupakan kegiatan penangkapan ikan yang illegal dan memberi dampak buruk bagi keberlanjutan lingkungan.

Adapun dampak dari destructive fishing antara lain:

  • Membahayakan seluruh pihak

Dampak langsung dari penggunaan bahan peledak yaitu dapat merusak dan menghancurkan ekosistem perairan, atau bahkan dapat membahayakan keselamatan jiwa pelempar bahan peledak tersebut.

Selain itu, berdampak juga pada risiko kesehatan konsumen saat mengonsumsi ikan hasil tangkapan dengan metode destructive fishing.

  • Deplesi sumber daya ikan

Salah satu faktor penyebab deplesi sumber daya perikanan laut adalah kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan atau bahkan merusak.

Hal tersebut dapat mengakibatkan kematian ikan target dan ikan non target, beserta juvenil dan biota lainnya dalam jumlah besar akibat daya ledak yang bersifat destruktif.

  • Merusak daerah penangkapan ikan

Habitat ikan yang rusak membuat nelayan harus mencari ikan ke daerah yang lebih jauh. Semakin jauh daerah penangkapan, maka biaya operasional yang dikeluarkan oleh nelayan pun akan lebih besar.

  • Kenaikan harga ikan konsumsi dan ikan hias

Akibat adanya kelangkaan stok ikan serta biaya operasional nelayan yang besar, maka akan berdampak terhadap harga jual ikan di mana akan terjadinya kenaikan harga pada ikan konsumsi dan ikan hias.

  • Degradasi ekosistem terumbu karang

Penangkapan ikan di laut dengan menggunakan bahan peledak dapat menimbulkan rusaknya ekosistem terumbu karang.

Terumbu karang yang rusak mengakibatkan ikan-ikan kehilangan habitatnya dan menimbulkan kesulitan bagi nelayan untuk mendapatkan tangkapan ikan.

Referensi:

  • Abdul Halil H.I., Djarot Agung Riadi. 2022. Efektivitas Penanganan Praktek Destructive Fishing. Purbalingga: Eureka Media Aksara.
  • Anwar, Mashuril. 2020. Kebijakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Destructive Fishing Pada Rezim Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Samudra Keadilan, 15(2), 237-250.
  • Shafira, Maya dkk. 2021. Illegal Fishing: Optimalisasi Kebijakan Penegakan Hukum Pidana sebagai Primum Remedium. Wawasan Yuridika, 5 (1), 40-59.

https://www.kompas.com/skola/read/2023/11/19/160000569/mengenal-destructive-fishing-dan-dampaknya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke