KOMPAS.com - Chairil Anwar adalah satu dari sekian banyak penyair ternama asal Indonesia, selain W.S. Rendra, Sapardi Djoko Damono, dan Taufik Ismail.
Ia mendapat julukan "Si Binatang Jalang" berkat salah satu karyanya yang bertajuk "Aku". Karya sastranya ini masih terus dinikmati oleh masyarakat Indonesia.
Senja di Pelabuhan Kecil juga termasuk puisi Chairil Anwar lainnya yang terkenal. Bagaimana isi dan makna puisi Senja di Pelabuhan Kecil?
Isi puisi Senja di Pelabuhan Kecil
Dikutip dari buku Aku ini Binatang Jalang (2011) oleh Chairil Anwar, berikut isi puisi Senja di Pelabuhan Kecil:
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu, tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari panta keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.
Makna puisi Senja di Pelabuhan Kecil
Dilansir dari jurnal Analisis Puisi "Senja di Pelabuhan Kecil" Karya Chairil Anwar dengan Pendekatan Mimetik (2021), makna puisi Senja di Pelabuhan Kecil adalah tentang keikhlasan.
Lewat puisi tersebut, Chairil Anwar menggambarkan rasa kehilangan. Meski senja sangatlah indah, kita harus tetap mengucap perpisahan sewaktu malam datang.
Seusai merasa kehilangan, sang penyair mengajak pembacanya untuk mau ikhlas, dan tetap meyakini bahwasanya di dunia ini tak ada satu pun yang abadi.
Lebih lanjut, Chairil Anwar mengajak pembacanya untuk memahami bahwa kesedihan, kehilangan, dan kesendirian adalah pelengkap kehidupan.
Oleh sebab itu, kita harus lebih kuat dan ikhlas menghadapinya.
Jika disimpulkan, makna puisi Senja di Pelabuhan Kecil adalah keikhlasan manusia untuk bangkit dari perasaan sedih, kehilangan, juga kesendiriannya.
https://www.kompas.com/skola/read/2023/05/05/080000569/makna-puisi-senja-di-pelabuhan-kecil-karya-chairil-anwar