Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Memaknai Sumpah Pemuda di Era Digital

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

KOMPAS.com - Penerapan nilai-nilai dan cara kita memaknai Sumpah Pemuda juga harus selalu disesuaikan dengan zaman.

Tentu saja dengan tetap menggunakan pondasi dasar yang ada. Dengan begitu, nilai dan semangat Sumpah Pemuda dapat kita wariskan kepada anak-cucu kita nanti.

Di era digital ini, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk memaknai Sumpah Pemuda. Berikut penjelasannya:

  • Memanfaatkan teknologi untuk menghasilkan karya yang inovatif

Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini membuka banyak kesempatan bagi generasi muda yang ingin berkontribusi pada tanah air. Pandemi Covid-19 ikut berperan dalam mendorong rasa persatuan dan kebersamaan.

Generasi muda, dalam dua tahun ini, tak pernah berhenti bergotong-royong membantu sesama yang terkena dampak pandemi. Baik dari sisi ekonomi, tempat tinggal, maupun yang lainnya.

Berbagai inovasi teknologi diciptakan untuk menjembatani para pemuda dan seluruh masyarakat Indonesia.

Website, aplikasi, media digital, platform belajar, jasa pesan antar, hingga marketplace merupakan bukti bahwa generasi muda mampu memanfaatkan teknologi untuk menghasilkan karya yang inovatif.

Secara tidak langsung, mereka telah mengamalkan semangat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Sesuatu yang telah diwariskan oleh generasi muda hampir satu abad yang lalu.

Di sisi lain, terobosan ini juga ikut meningkatkan kualitas hidup dan menyebarkan nilai-nilai kebaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

  • Mengelola informasi dengan bijak dan melawan hoax

Seiring dengan meluasnya internet, keran informasi seperti dibuka lebar. Saat ini semua orang bisa mendapatkan informasi yang diperlukan dengan mudah. Sayangnya, kehadiran hoax menjadi hantu yang meneror kehidupan masyarakat.

Anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua dapat termakan oleh berita bohong yang mereka temukan di internet. Di sinilah tugas generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi dibutuhkan.

Generasi muda harus menjadi benteng pertahanan sekaligus tombak utama dalam memerangi hoax.

Karenanya sikap kritis kepada diri sendiri dan lingkungan sekitar adalah hal yang mutlak. Kita harus berperan aktif mengajarkan orang tua dan adik-adik tentang hoax.

Setidaknya, tumbuhkan kesadaran tentang kebebasan informasi dan sikap kritis pada mereka. Berikan contoh bagaimana cara mengelola informasi yang didapatkan. Bila perlu, ajarkan cara memanfaatkannya sebagai peluang memperbaiki kualitas hidup.

  • Menghargai dan menghormati orang lain

Indonesia sempat mengalami krisis toleransi selama beberapa tahun. Diskriminasi dan polarisasi di masyarakat menguat hingga titik yang mengkhawatirkan.

Saat ini perlahan-lahan Indonesia mulai kembali menjadi negara yang menjunjung tinggi budaya saling menghargai dan menghormati.

Sebagai generasi muda, kita harus menjaga budaya ini sekuat mungkin agar tidak ada lagi krisis toleransi di masa depan.

Para pendahulu kita telah membuktikan bahwa dengan bersatu, bangsa Indonesia berhasil mengusir penjajah. Lantas apa yang membuat kita harus tercerai berai lagi?

Perbedaan agama, pemikiran, suku, budaya, tradisi, pemikiran, dan yang lainnya tidak seharusnya dipandang sebagai kelemahan yang bisa dieksploitasi.

Sebaliknya, perbedaan tersebut justru merupakan kepingan puzzle yang jika disatukan akan menjadi Indonesia yang kuat.

Dengan menghargai dan menghormati orang lain, kita telah mengamalkan semangat persatuan yang sama dengan generasi muda terdahulu.

  • Memakai produk dalam negeri

Di era internet seperti sekarang, pemasaran produk berjalan dengan sangat cepat. Banyak perusahaan besar yang menganggap Indonesia sebagai pasar potensial yang harus diprioritaskan. Makanya, beberapa dari mereka kerap menghadirkan produk terbaru di Indonesia.

Di saat yang sama, produk-produk dalam negeri ikut muncul ke permukaan dengan bantuan digital marketing. Persaingan untuk merebut perhatian konsumen semakin ketat, perusahaan sebagai produsen tidak bisa hanya mengandalkan satu strategi pemasaran saja.

Sayangnya, tak sedikit pemuda yang menganggap produk dalam negeri tidak memiliki kualitas yang baik dibanding produk luar negeri.

Akibatnya, produk-produk buatan bangsa Indonesia kerap dipandang sebelah mata. Padahal kenyataannya sudah banyak produk dalam negeri yang kualitasnya tidak kalah, bahkan lebih bagus, dari produk luar.

Tugas kita di sini adalah meningkatkan rasa cinta pada hasil keringat saudara-saudara kita. Caranya dengan lebih menghargai dan tidak memandang sebelah mata produk dalam negeri.

Dengan begitu, kita telah membantu menopang perekonomian masyarakat dan mengapresiasi hasil karya bangsa Indonesia.

  • Memelihara bahasa Indonesia dan bahasa daerah

Bahasa Indonesia merupakan warisan leluhur yang harus kita pelihara. Salah satu caranya dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk berkomunikasi. Di samping itu, bahasa daerah harus kita lestarikan.

Memang benar, saat ini kita dituntut untuk menguasai bahasa asing agar bisa mendapatkan informasi serta meningkatkan kualitas diri.

Namun bahasa Indonesia dan bahasa daerah tidak boleh dilupakan begitu saja. Biar bagaimanapun, keduanya adalah jati diri bangsa Indonesia.

Sebagian orang merasa lebih mudah mengekspresikan diri dengan bahasa asing, sebagian lagi merasa bahasa Indonesia tidak terlalu penting untuk dipelajari karena sering digunakan di kehidupan sehari-hari.

Namun faktanya, masih banyak orang yang tidak tahu cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Begitu pula dengan bahasa daerah.

Kondisi memprihatinkan ini tidak akan berubah jika kita tidak mulai mempelajari bahasa Indonesia dan bahasa daerah dengan serius.

Ingat, bahasa Indonesia membuat kita bisa berteman dengan lebih banyak orang, tanpa perlu mempelajari semua bahasa daerah.

  • Bijak menggunakan media sosial

Media sosial sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Seperti produk teknologi yang lain, ada sisi positif dan negatif dari media sosial–tergantung bagaimana kita memanfaatkannya.

Sisi positifnya, media sosial bisa menjadi tempat mempelajari ilmu pengetahuan baru yang tidak diajarkan di sekolah.

Terutama yang berhubungan dengan dunia digital. Konten kreator dan perusahaan berlomba-lomba menghadirkan konten yang edukatif sekaligus bermanfaat kepada audience mereka.

Sisi negatifnya, media sosial juga bisa menjadi media untuk menyebarkan hoax, hate speech, bahkan penipuan.

Seringkali pelaku kejahatan di media sosial menyaru sedemikian rupa sehingga sulit dilacak. Setelah ada korban, baru jati diri aslinya terungkap.

Melihat kondisi seperti ini, generasi muda harus berperan aktif dalam menyebarkan pesan-pesan positif serta mengedukasi masyarakat terkait penggunaan media sosial yang baik dan benar. Ini adalah bagian dari usaha menjaga tanah air Indonesia dan kesatuan bangsa.

  • Melestarikan budaya asli Indonesia

Ada yang bilang, masa muda merupakan saat yang tepat untuk mencoba banyak hal dan mengeksplorasi kemampuan diri.

Hanya dengan bermodalkan rasa ingin tahu yang tinggi, seseorang bisa mempelajari satu bidang hingga mahir.

Semangat menggebu ini bisa kita salurkan untuk mempelajari budaya asli Indonesia dan melestarikannya. Kenyataannya, budaya Indonesia tidak begitu kaku dan bisa menyatu dengan kemajuan teknologi.

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

https://www.kompas.com/skola/read/2023/02/27/233000469/7-memaknai-sumpah-pemuda-di-era-digital

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke