Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Analisis Resepsi Stuart Hall: Pengertian dan Posisi Pemaknaan

KOMPAS.com - Analisis Resepsi merupakan teori pemaknaan terhadap sebuah tayangan. Teori ini dikemukakan oleh Stuart Hall.

Dilansir dari Communication Theory, Stuart Hall memperkenalkan teori analisis resepsi encoding dan decoding,di mana individu memaknai media berdasarkan pengalaman hidup mereka.

Pengertian analisis resepsi

Analisis resepsi menjelaskan bagaimana pemaknaan khalayak saat melihat sebuah tayangan.

Sebuah simbol, pesan, dan tanda dimaknai sebagai preferred reading atau pemaknaan utama dari sebuah adegan atau tayangan.

Benang merah dari gagasan resepsi adalah khalayak berperan aktif dalam memaknai sebuah tayangan atau pesan yang sedang diterimanya.

Latar belakang analisis resepsi

Stuart Hall memandang resepsi atau pemaknaan audiensi sebagai adaptasi yang diproyeksi dari elemen encoding-decoding yang hadir dan dikenal pada 1973.

Garis besar gagasan teori resepsi ini ialah bagaimana makna yang dikodekan (encoded) oleh sender (pengirim) menjadi hal yang unik bagi penerima.

Sender akan mengirim pesan sesuai persepsi mereka, dan berinteraksi dengan makna pesan yang disampaikan melalui proses decoding.

Klasifikasi pemaknaan Stuart Hall

Secara sadar, audiensi melakukan proses decoding yang didasarkan pada tiga kemungkinan posisi resepsi, yaitu:

Posisi hegemonic dominan (dominant hegemonic position)

Dengan posisi yang selaras, khalayak punya persepsi sama terhadap suatu tayangan atau konten di media.

Khalayak dapat benar-benar menerima pesan atau makna yang ingin disampaikan media.

Stuart Hall menyisipkan pernyataan pendukung tentang analisis resepsinya, “The media produce the message; the masses consume it. The audience reading coincide with preffered reading.”

Contoh posisi dominan adalah saat seseorang memiliki keseragaman persepsi akan sebuah film yang mengangkat isu tuntutan menikah karena faktor usia.  Khalayak menilai bahwa faktor usia menjadi tolok ukur siap menikah adalah benar adanya.

Posisi negosasi (negotiated position)

Pada posisi ini, khalayak akan menerima makna secara dominan, dan menimbang lebih lanjut untuk menyetujuinya secara utuh.

Stuart Hall menyatakan “khalayak akan menerima pesan secara umum, tetapi akan menolak menerapkannya jika terdapat perbedaan dengan kultur dan nilai yang dipegang".

Singkatnya, khalayak menyetujui ideologi yang ditayangkan di media, namun menimbang lebih lanjut untuk menjadi bagian yang memerankannya.

Contohnya, ketika film tentang tuntutan menikah akibat faktor usia memiliki kontradiksi dengan persepsi seseorang, ia tidak sepenuhnya menyalahkan karena adanya beberapa pertimbangan.

Posisi oposisi (oppositional position)

Dalam posisi ini, khalayak tidak memiliki keselarasan dalam memaknai tayangan yang diproyeksi media.

Khalayak memiliki pemikiran dan persepsi yang bertentangan, serta menolak sepenuhnya sebuah pesan dan pemaknaan yang ada pada konten media.

Contohnya, ketika sebuah nilai atau pesan yang ditayangkan bertentangan dengan idealisme seseorang, dan dia juga secara tegas menolak nilai tersebut.

Misalkan dalam sebuah film tertuang dialog bahwa perempuan harus menikah di usia tertentu agar tidak menjadi perawan tua.

Orang yang berposisi oposisi akan menentang secara tegas pesan dalam dialog tersebut. Karena tidak sesuai dengan idealismenya yang menganggap usia bukanlah faktor penentu keberhasilan pernikahan

Konklusi

Teori Analisis Resepsi secara implisit menjelaskan bahwa simbol, tanda, teks, dan gambar pada konten media, tidak hanya diterima secara pasif, melainkan khalayak memiliki posisi otoritas dalam memaknai tayangan berdasarkan pengalaman hidup dan konteks sosial.

Analisis resepsi dimanfaatkan sebagai pendukung dalam kajian khalayak dan ditujukan untuk memposisikan khalayak di tempat yang tidak pasif. Selain itu, teori ini juga dimanfaatkan sebagai subyek studi pengembangan ilmu pengetahuan historiografi.

https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/07/060000069/analisis-resepsi-stuart-hall--pengertian-dan-posisi-pemaknaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke