KOMPAS.com – Dalam penulisan bahasa Indonesia terdapat huruf besar atau huruf kapital dan juga huruf kecil.
Setiap huruf abjad, memiliki huruf kapital dengan ukuran dan bentuknya masing-masing. Kapankah huruf Kapital digunakan?
Berikut adalah penggunaan huruf kapital (huruf besar) menurut buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (2016) yang dibuat oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:
Huruf pertama dalam suatu kalimat harus menggunakan huruf kapital. Sehingga huruf kapital selalu mengawali suatu kalimat bahasa Indonesia, misalnya:
Unsur pertama nama orang termasuk julukan harus menggunakan huruf kapital, misalakan:
Menurut Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 Tanggal 31 Juli 2009, huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama pada de, van, der, bin, dan binti. Contohnya:
Huruf awal dalam kalimat petikan langsung harus menggunakan huruf kapital, walaupun petikan tersebut berada ditengah atau di akhir suatu kalimat. Misalnya:
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada nama agama, Tuhan, kitab suci, sebutan, dan juga kata ganti untuk tuhan. Misalnya:
Huruf kapital digunakan sebagai huruf awal pada nama gelar kehormatan, gelar akademik, keturunan, maupun keagamaan. Contohnya:
Huruf kapital juga digunakan pada sebagai huruf awal pada nama gelar kehormatan, gelar akademik, keturunan, maupun keagamaan dalam suatu sapaan. Misalnya:
Namun gelar tersebut tidak perlu ditulis dengan huruf kapital jika tidak diikuti oleh penyebutan nama orang. Misalnya:
Huruf kapital digunakan sebagai huruf awal pada nama jabatan yang diikuti nama orang. Adapun huruf kapital digunakan pada huruf awal unsur nama jabatan yang digunakan sebagai pengganti nama orang, misalkan:
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada nama bangsa, nama suku, dan nama bahasa. Misalnya:
Namun, huruf pertama nama bangsa, nama suhu, dan bahasa dalam kata turunan tidak ditulis dengan huruf kapital. Misalnya:
Huruf kapital digunakan sebagai huruf awal pada nama tahun, nama bulan, nama hari, nama hari raya, dan juga haris besar. Misalnya:
Huruf awal pada nama peristiwa sejarah harus menggunakan huruf kapital. Kecuali jika peristiwa sejahar tersebut tidak dipakai sebagai nama. Contoh penggunaan huruf kapital pada nama peristiwa sejarah:
Huruf kapital digunakan pada huruf pertama nama geografi suatu tempat juga nama geografi yang berkaitan dengan kekhasan budaya. Misalnya:
Namun, huruf kapital tidak digunakan jika unsur geografi tidak diiku dengan namanya. Misalkan:
Huruf kapital juga tidak digunakan untuk unsur geografi yang ditulis sebagai penjelas jenis, misalnya:
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama negara, lembaga, badan, organisasi, dan dokumen kecuali unsur kata tugas (dan, oleh, atau, untuk, di, ke, dari) di dalamnya. Misalnya:
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama karangan baik buku, artikel, makalah, jurnal, cerpen, maupun surat kabar kecuali kata tugas (dan, oleh, atau, untuk, di, ke, dari) yang tidak terletak di awal.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada singkatan unsur nama geral, misalnya:
Huruf kapital digunakan sebagai huruf awal penanda hubungan kekerabatan dan juga dalam sapaan, misalnya:
Namun penulisan huruf awal dengan kapital pada kekerabatan tidak berlaku jika kalimat tidak menunjukkan hubungan, ataupun mengandung pengacuan dan penyapaan. Misalnya:
Kata ganti Anda harus ditulis dengan huruf awal berupa kapital baik di awal, di tengah, maupun di akhir kalimat. Misalnya:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/08/02/160916669/kapan-huruf-kapital-dipakai