Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Contoh Majas Sinekdoke

Dilansir dari Pengkajian Puisi (1990) karya Rachmad Djoko Pradopo, sinekdoke ialah kiasan bahasa dengan menyebutkan ciri khusus dari suatu hal untuk menunjuk hal tersebut, atau sebaliknya.

Sinekdoke menurut ciri yang ditunjuk dibedakan menjadi dua, yaitu Pars Pro Toto dan Totem to Parte.

Sinekdoke Pars Pro Toto

Pars Pro Toto adalah bahasa kiasan yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan.

Misalnya kalimat Pemerintah Selandia Baru memberi tunjangan bulalan per kepala 200$ selama pandemi. Kepala merupakan satu dari bagian tubuh, tetapi dalam kalimat tersebut merujuk pada keseluruhan. Berikut contoh lainnya:

  • Semua mata tertuju padaku, membuatku gugup selama pertunjukan teater berlangsung.
  • Harga ayam potong di pasar naik jadi 33.000 rupiah per ekor.
  • Kita harus angkat kaki dari bioskop setelah film selesai.
  • Tidak ada satu pun telinga yang memberi perhatian pada guru matematika di kelas tadi.
  • Topi koboi yang aku pakai membuat semua mata tertuju padaku di sepanjang jalan.
  • Bandar tadi licik sekali, sampai sore ini belum terlihat batang hidungnya.
  • Hidangan koko profesiomal memanjakan setiap mulut.
  • Bila pulang larut malam, siap-siap jadi bahan obrolan mulut tetangga.
  • Aku menaruh hati pada lelaki itu.
  • Sudah lima tahun sejak ayah menginkakkan kaki di rumah nenek.
  • Cukai rokok naik per batang mulai tahun depan.

Sinekdoke Totem to Parte

Totem to Parte merupakan pola hubungan yang menyatakan keseluruhan untuk menyebutkan sebagian.

Misalnya kalimat Indonesia bertanding melawan Taiwan memperebutkan Uber Cup. Kalimat tersebut menyebut nama satu negara padahal merujuk pada satu atau sebagian orang.

Yang sesungguhnya bertanding bukan seluruh rakyat Indonesia, melainkan hanya satu atau dua orang pemain bulu tangkis. Berikut contoh lainnya:

  • Jerman memenangkan piala dunia musim lalu.
  • Seluruh dunia berpartisipasi dalam berbagai cabang olahraga di olimpiade tahun ini.
  • Rakyat Indonesia menolak UU Cipta Kerja karena cacat prosedur.
  • Warga Madiun menonton sepak bola di Stadion Wilis.
  • Tentara memukul mundur petani saat konflik agraria.
  • Tenaga medis berguguran selama menangani pandemi.
  • Moblie Legend populer di kalangan remaja.
  • Gempa 2006 menghancurkan Yogyakarta.
  • Polisi berjaga di gedung-gedung pusat pemerintahan.
  • Penduduk Bali akrab dengan turis.
  • Laki-laki sering memelihara budaya patriarki.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/11/172530169/contoh-majas-sinekdoke

Terkini Lainnya

Bahasa Jawa: Nulis lan Maca Pawarta

Bahasa Jawa: Nulis lan Maca Pawarta

Skola
Teori Ordinal dalam Perilaku Konsumen

Teori Ordinal dalam Perilaku Konsumen

Skola
4 Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi, Apa Saja?

4 Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi, Apa Saja?

Skola
Komunikasi Full Duplex: Pengertian dan Contohnya

Komunikasi Full Duplex: Pengertian dan Contohnya

Skola
5 Perbedaan DNA dan RNA yang Penting untuk Diketahui

5 Perbedaan DNA dan RNA yang Penting untuk Diketahui

Skola
Cerita Legendha Basa Jawa

Cerita Legendha Basa Jawa

Skola
Bahasa Jawa: Ngandharake Crita Legendha

Bahasa Jawa: Ngandharake Crita Legendha

Skola
Bahasa Jawa: Ngandharake Surasa lan Nulis Tembang

Bahasa Jawa: Ngandharake Surasa lan Nulis Tembang

Skola
Ngandharake Pawarta dalam Bahasa Jawa

Ngandharake Pawarta dalam Bahasa Jawa

Skola
Perbedaan Each dan Every dalam Bahasa Inggris

Perbedaan Each dan Every dalam Bahasa Inggris

Skola
Warnanipun Ukara Basa Jawa

Warnanipun Ukara Basa Jawa

Skola
30 Irregular Plural Nouns beserta Artinya

30 Irregular Plural Nouns beserta Artinya

Skola
Teori Morfologi (Widya Tembung) Bahasa Jawa

Teori Morfologi (Widya Tembung) Bahasa Jawa

Skola
Simple Past Future Tense: Pengertian, Rumus, Fungsi, dan Contohnya

Simple Past Future Tense: Pengertian, Rumus, Fungsi, dan Contohnya

Skola
Fonologi (Widya Swara) dalam Bahasa Jawa

Fonologi (Widya Swara) dalam Bahasa Jawa

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke