Contoh Teks Eksemplum tentang Liburan

Peristiwa tersebut dituangkan dalam teks dengan tujuan, agar tidak terulang lagi di kemudian hari.

Baik penulis, pembaca, maupun tokoh dalam cerita bisa mengambil amanat dari teks eksemplum yang dipaparkan.

Berikut contoh teks eksemplum tentang liburan:

Contoh I
Setiap lebaran, Doni berlibur ke Rembang, rumah kakek dan neneknya. Biasanya Doni akan menginap di sana selama satu sampai dua minggu, kemudian ayah dan ibu baru menyusul H-2 lebaran karena urusan pekerjaan. Jumat pagi, Doni sudah izin ke kakek dan neneknya untuk main di kebun jambu, bersama anak-anak di sana yang sudah akrab dan jadi teman Doni.

Doni dan teman-temannya bermain sampai siang, sampai tiba waktunya solat Jumat. Mereka masih asyik main petak umpet. Nenek Doni datang ke kebun jambu, lalu menyuruh Doni segera mandi dan bersiap ke masjid. Doni merajuk. Ia minta waktu sedikit lagi. Satu permainan lagi, katanya. Neneknya kesal karena tak dihiraukan. Nenek pun kembali ke rumah.

Permainan petak umpet pun dimulai lagi. Mereka janji hanya satu kali permainan. Doni sembunyi ke arah gudang pupuk. Ia melihat drum berukuran sedang. Merasa akan muat, Doni masuk ke drum tanpa pikir panjang. Ia senang belaka karena yakin akan menang dalam ronde ini. Teman-temannya tidak akan menemukannya.

Lima menit, sepuluh menit, lima belas menit berlalu dan tidak ada tanda-tanda seseorang menemukan Doni. Doni panik dan berusaha keluar dari drum tapi tidak bisa. Badannya tersangkut di drum, tidak bisa keluar.

Doni menangis. Ia minta tolong tapi tidak ada seorang pun yang denar. Sudah hampir satu jam Doni terjebak di drum. Badannya kesemutan dan nyeri. Ia sayup-sayup mendengar kotbah dari masjid.

Kakek tidak melihat Doni selama solat Jumat. Nenek juga tidak menemukannya di kebun jambu. Teman-temannya mengira Doni sudah pulang duluan, tapi ternyata tidak ada di rumah. Dodi hilang. Satu kampung geger.

Setelah mengerahkan orang-orang desa untuk mencari Doni, akhirnya mereka menemukannya. Doni menangis lagi ketika berusaha dikeluarkan dari drum. Dari kejadian itu, Doni kapok karena tidak menuruti kata-kata nenek. Dia berjanji tidak akan melewatkan solat Jumat lagi.

Contoh II
Ayah menghadiahiku sepeda sebagai hadiah kenaikan kelas. Sepanjang liburan semester, aku menghabiskan hari-hariku dengan mengayuh sepeda di sekitar komplek perumahan. Ibu sering memarahiku karena melewatkan tidur siang dan telat makan siang karena keasyikan naik sepeda.

Suatu sore Ibu menyuruhku membeli tepung kanji dan gula ke toko. Ibu memberi uang lebih, sisanya boleh untukku. Aku senang karena selain mendapat uang jajan, aku juga bisa sekalian bersepeda.

Setelah membeli pesanan ibu, uang kembaliannya aku pakai untuk beli es orson. Aku kembali ke rumah dengan bersepeda sambil minum es. Kantong belanja kuganung di setir karena sepedaku tak ada keranjangnya. Karena tanganku yang kiri memegang es, keseimbangan hilang. Sepedaku oleng. Aku terjatuh ke aspal. Kanji, gula, dan es orson tumpah semua.

Saat sampai di rumah aku dimarahi Ibu. Aku berjanji agar lebih hati-hati. Aku belajar bahwa makan sambil berkendara sangat berbahaya. Jatuh dari sepeda hanya bikin sedikit luka, bayangkan bila mengendarai motor atau mobil. Sejak saat itu, aku tidak mau lagi makan sambil berkendara.