Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bulan, Satelit Alami Bumi

Arah revolusi bulan sama dengan arah revolusi Bumi terhadap matahari. Revolusi bulan adalah 27,3 hari.

Saat bulan beredar mengelilingi Bumi akan tampak perubahan bagian bulan yang terkena sinar matahari.

Dampaknya bentuk bulan akan berubah-ubah saat dilihat dan itu disebut perubahan fase.

Perubahan fase membutuhkan waktu sedikit lebih lama dari periodenya yakni 29,5 hari.

Satelit Alami

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), bulan satu-satunya satelit alami Bumi dan benda langit besar yang terdekat.

Bulan sudah dikenal sejak zaman prasejarah adalah obyek paling terang di langit setelah matahari.

Keindahan terpencil bulan telah menjadi sumber daya tarik dan keingintahuan sejarah. Karena telah mengilhami tradisi budaya dan simbol yang kaya.

Dalam peradaban sebelumnya, bulan dianggap sebagai dewa. Pengetahuan dan legenda kuno menceritakan tentang kekuatan Bulan untuk menanamkan mantra dengan sihir.

Di mana untuk mengubah manusia menjadi binatang buas atau mengirim perilaku orang-orang yang bergoyang antara kewarasan dan kegilaan.

Berabad-abad dilakukan pengamatan dan penyelidikan ilmiah pada sifat dan asal mula Bulan.

Studi awal tentang gerakan dan posisi Bulan memungkinkan prediksi pasang dan menyebabkan perkembangan kalender.

Para ilmuwan percaya bahwa lebih dari empat miliar tahun lalu, Bulan mengalami pemanasan yang hebat. 

Mungkin itu berasal dari pembentukannya yang menghasilkan diferensiasi, atau pemisahan kimiawi, menjadi kerak yang kurang padat dan mantel di bawahnya yang lebih padat.

Peredaran bulan

Bulan adalah benda berbatu bulat dengan inti logam kecil yang berputar mengelilingi Bumi dalam orbit pada jarak 384.000 kilometer.

Jari-jari khatulistiwa adalah 1.738 kilometer dan bentuknya sedikit diratakan sedemikian rupa. Sehingga sedikit membesar ke arah Bumi.

Bulan tidak memiliki medan magnet global seperti Bumi, tetapi beberapa batuan permukaannya memiliki magnet remanen, yang menunjukkan satu atau lebih periode aktivitas magnetik di masa lalu.

Dikutip situs www.planetarium.jakarta.go.id, pergerakan bulan dari hari ke hari di antara bintang-bintang dapat diamati dan dapat sangat jelas ditera perpindahannya sebesar 13 derajat ke arah timur.

Matari juga setiap waktu bergeser ke arah timur, terlihat seperti dikejar-kejar bulan.

Perubahan fase atau penampakan bentuk wajah bulan berulang secara tetap dan tergantung pada jarak sudutnya terhadap matahari.

Ada fase-fase bulan, yakni:

  • Fase bulan mati (bulan baru)

Fase itu akan terjadi saat bulan berada di arah matahari.

  • Fase bulan separuh

Fase tersebut terjadi ketika jarak sudut matahari-bumi-bulan 90 derajat atau 270 derajat.

  • Fase bulan purnama

Fase bulan pertama akan terjadi ketika jarka sudutnya 180 derajat. Di mana bumi di antara matahari dan bulan ada pada kondisi khusus.

  • Kuartir Ketiga 22 1/8 hari

Bulan,Bumi dan Matahari berada dalam posisi tegak lurus. Hanya setengah permukaan bulan yang menghadap bumi yang mendapat cahaya matahari.

Bulan nampak setengah cakram sebelah kiri. Antara bulan purnama dan kuartir ketiga , bulan nampak sebagai bulan sabit.

  • Kuartir ke empat 28 1/2 hari

Dikuartir ke empat bulan menjadi bulan baru. Bulan sinodis yang berpatokan pada fase bulan dijadikan standar perhitungan kalender islam yang dikenal sebagai kalender hijriayah

Fase-fase tersebut karena bulan mengitari Bumi. Bulan merupakan benda langit yang gelap tidak memiliki cahaya sendiri.

Bulan akan tampak terang dari Bumi karena adanya bagian yang memantulkan cahaya Matahari.

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), selain berevolusi mengelilingi matahari, bulan juga berotasi terhadap porosnya.

Saat rotasi bulan persis sama dengan kala revolusi, yakni 27,3 hari, sehingga permukaan bulan yang menghadap Bumi selalu hanya separuhnya.

Karena bulan berevolusi terhadap Bumi. Bulan juga ikut mengelilingi matahari bersama Bumi.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/21/140000169/bulan-satelit-alami-bumi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke