Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Buktikan Otak Manusia Bisa Terawetkan Alami hingga Ribuan Tahun

Kompas.com - 01/04/2024, 18:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Mereka kemudian mendokumentasikan total 4.405 otak manusia yang diawetkan dari 213 sumber yang dilaporkan dari setiap benua di dunia kecuali Antartika, dalam catatan yang berasal dari pertengahan abad ke-17 dan seterusnya.

Otak-otak tersebut berasal dari berbagai lingkungan, termasuk kuburan massal dari Perang Saudara Spanyol, di mana otak tetap terawetkan bahkan dengan luka tembak yang parah.

Dari 4.405 otak, peneliti menemukan sepertiga otak bertahan dalam sisa-sisa kerangka, termasuk otak tertua yang berumur 12.000 tahun.

Namun, menurut peneliti, pengawetan otak tersebut tidak dapat dikaitkan dengan kondisi pengawetan alami. Sehingga peneliti menyebut mungkin ada mekanisme pelestarian jaringan lunak yang spesifik pada sistem saraf pusat.

Mekanisme apa yang mungkin terjadi masih menjadi tanda tanya besar, namun para peneliti memperkirakan hal itu bisa jadi merupakan interaksi antara molekul di otak dan sesuatu di lingkungan.

Baca juga: Fakta-fakta Menarik Otak Manusia

Misalnya, protein, lipid, dan gula di otak dapat menyatu dan membentuk makromolekul terpolimerisasi yang stabil dengan adanya logam tertentu, seperti tembaga, yang melimpah di otak.

Para peneliti berencana untuk menyelidiki fenomena menarik ini secara lebih rerperinci untuk mengetahui bagaimana hal itu bisa terjadi.

“Otak purba dapat memberikan wawasan paleobiologis baru dan unik, membantu kita lebih memahami sejarah gangguan neurologis utama, kognisi dan perilaku kuno, serta evolusi jaringan saraf dan fungsinya,” tambah Morton-Hayward.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com