Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Indonesia Emas: Visi atau Ilusi?

Kompas.com - 26/03/2024, 18:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Mengukur GDP dengan teknik statistik yang hanya berupa data kuantitatif dan  berbasis pada faktor geografi dan demografi tidak bisa dijadikan ukuran keberhasilan.  

Prediksinya berisikan persepsi dan keinginan subjektif. Unsur-unsur psikologis biasanya  mempermainkan penalaran bahkan memperdaya kita.

Mark Twain mengatakan “there are lies, damn lies and satistics”.

Mestinya kita jujur terhadap berbagai kelemahan dan kekurangan yang ada pada negara-bangsa.

Jangan menganggap enteng kritik dan masukan yang mengusik dan menggangu kenyamanan, sehingga baru tersadar pada saat krisis atau bencana benar-benar terjadi menimpa kita. 

Perkembangan dunia semakin sulit untuk diramalakan apalagi dengan cara berpikir yang konvensional. Kali ini bukan karena pertarungan ideologi melainkan karena perubahan-perubahan cepat yang disesuaikan dengan pragmatisme. 

Faktor yang sangat fundamental dalam mendisrupsi  perjalanan sebuah bangsa adalah Iptek yang disebut juga dengan revolusi tidak berdarah yang dapat mengakibatkan perubahan secara revolusiner berbagai bidang kehidupan.  

Dengan kemajuan  Iptek  hari depan bukan lagi merupakan kelajutan dari masa lalu dan masa kini. Dia bisa melakukan lompatan  (the great leap forward). Iptek menjadi alat imperialisme modern yang tidak padat karya dan sebagaian tidak kasat mata.  

Kemajuan Iptek telah semakin memperkuat posisi kelompok ngara maju di dalam persaingan global untuk konsolidasi kapital (memperoleh bahan baku, menguasai pasar, memerluas dan soliditas jaringan). 

Negara-negara maju telah menerapkan eknomi berbasisi pengetahuan (knowledge based economy) sehingga knowledge content  diterapkan di semua kegiatan pereknomian dan kegiatan masyarakat pada umumnya.

Sementara kita masih ekonomi mengandalkan pada sumber daya alam, maka terjadilah  knowledge gap yang semakin lebar. Kita bagaikan hidup mengikuti bayangan orang lain atau membebek pada  negara maju.

Kita tidak mungkin mengejar ketertinggalan dalam bidang TIK, otomotif, bioteknologi yang sudah jauh tertinggal.

Orang lain sedang merencakan pertarungan pasca Covid dan membuat koloni di planet Mars, ilmuwan kita masih sibuk reorganisasi dan ngurus administrasi.

Ilmuwan negara maju ramai  membuat matahari buatan dan baterai nulklir yang tidak perlu di-charge selama 50 tahun, ilmuwan kita masih sibuk menghitung angka kredit, SKP, dan HKM. 

Tahun 2030 tinggal 6 tahun lagi, perjalanan sudah lebih dari separuh waktu dari prediksi itu dan hari ini kita merasakan perkembangan Iptek malah mengalami involusi.  

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com