Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Respons Organ Tubuh Setelah 7 Hari Tidak Makan?

Kompas.com - 08/03/2024, 09:33 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi mengungkapkan seperti apa respon tubuh setelah 7 hari tidak makan.

Studi tersebut menyebutkan adanya perubahan signifikan dan sistematis di berbagai organ dalam kurun waktu tersebut.

Baca juga: Puasa Bisa Menurunkan Berat Badan?

Penelitian yang dipublikasikan di Nature Metabolism ini meningkatkan pemahaman tentang apa yang terjadi di seluruh tubuh setelah beberapa saat tidak makan.

Hasil penelitian

Mengutip Medicalxpress, Senin (4/3/2024) selama ribuan tahun, manusia telah mengembangkan kemampuan untuk bertahan hidup tanpa makanan untuk jangka waktu yang lama.

Puasa dilakukan oleh jutaan orang di seluruh dunia untuk tujuan medis dan budaya yang berbeda, termasuk manfaat kesehatan dan penurunan berat badan.

Selat itu sejak zaman kuno, puasa telah digunakan untuk mengobati penyakit seperti epilepsi dan rheumatoid arthritis.

Selama puasa, tubuh mengubah sumber dan jenis energinya, beralih dari kalori yang dikonsumsi ke penggunaan simpanan lemaknya sendiri.

Namun, selain perubahan sumber bahan bakar ini, hanya sedikit yang diketahui tentang bagaimana respons tubuh jika tidak makan dalam waktu lama dan seperti apa dampak kesehatannya, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan.

Teknik baru kemudian memungkinkan para peneliti mengukur ribuan protein yang beredar dalam darah kita dan memberikan kesempatan untuk mempelajari secara sistematis adaptasi molekuler secara rinci pada seseorang yang puasa.

Dalam studi ini peneliti mengikuti 12 sukarelawan sehat yang melakukan puasa tujuh hari dan hanya meminum air saja.

Baca juga: Apakah Boleh Minum Kopi atau Teh Selama Puasa?

Relawan tersebut dipantau secara ketat setiap hari untuk mencatat perubahan kadar sekitar 3000 protein dalam darah mereka sebelum, selama, dan setelah puasa.

Dengan mengidentifikasi protein mana yang terlibat dalam respons tubuh, para peneliti kemudian dapat memprediksi potensi dampak kesehatan dari puasa berkepanjangan dengan mengintegrasikan informasi genetik dari penelitian skala besar.

Hasilnya peneliti mengamati tubuh mengganti sumber energi dari glukosa menjadi lemak yang disimpan dalam tubuh dalam dua atau tiga hari pertama puasa.

Lalu, para relawan kehilangan rata-rata 5,7 kg massa lemak dan massa tanpa lemak.

Selain itu untuk pertama kali, peneliti mengamati tubuh mengalami perubahan nyata dalam kadar protein setelah 3 hari berpuasa, yang menunjukkan respons seluruh tubuh terhadap pembatasan kalori total.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com