Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Asteroid Senilai 100.000 Kuadriliun Dollar, Mengapa Belum Menambangnya?

Kompas.com - 20/02/2024, 09:35 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Namun, setidaknya ada satu kendala potensial, yakni menjelaskan kepada calon investor mengapa kita harus menambang asteroid.

"Itu pertanyaan yang wajar. Membawa material kembali ke Bumi meragukan secara ekonomi," ungkap Kevin Cannon, asisten profesor geologi dan teknik geologi di Program Sumber Daya Luar Angkasa Colorado School of Mines.

Apalagi akan sangat mahal untuk melakukan penambangan. Harga logam golongan platinum pun sebenarnya sedang menurun.

Kendati demikian, asteroid mungkin menjadi sumber material penting untuk pengembangan di luar angkasa.

"Jadi misalnya mengambil air dari asteroid yang kaya akan air, kita bisa membaginya menjadi hidrogen dan oksigen. Setelahnya kita bisa menggunakannya sebagai bahan bakar roket untuk mengisi bahan bakar wahana luar angkasa," papar Cannon.

Baca juga: NASA Kirim Misi Pertama ke Asteroid Kaya Logam, Seperti Apa?

Sementara itu, logam yang ditambang dari asteroid dapat diubah menjadi struktur besar di luar angkasa.

Dengan besarnya biaya itu, keinginan untuk menambang asteroid sendiri menimbulkan pertanyaan lain, mengapa tidak menambang Bulan saja?

Semua material yang ingin kita tambang dari asteroid juga ada di sana, meski dalam konsentrasi yang lebih rendah. Dan tentu saja, jaraknya lebih dekat.

Ternyata, ahli berpendapat bahwa pemanfaat Bulan tinggal menghitung hari saja sehingga membuat ahli tetap berpikir untuk melakukan penambangan di asteroid.

Sebelum misi Psyche diluncurkan, beberapa misi eksplorasi asteroid sudah diluncurkan.

Wahana luar angkasa OSIRIS-REx NASA kembali dari misinya ke asteroid Bennu, dengan membawa sampel.

Pada tahun 2020, pesawat luar angkasa Jepang Hayabusa2 kembali dengan membawa sampel dari asteroid Ryugu.

Tak satu pun dari misi ini yang secara eksplisit berfokus pada pertambangan. Tujuan penelitian OSIRIS-REx dan Hayabusa2 termasuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang geologi dan kimia bumi purba.

Baca juga: Sampel Asteroid Terbesar yang Pernah Dikumpulkan Sampai di Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com