Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Asteroid Senilai 100.000 Kuadriliun Dollar, Mengapa Belum Menambangnya?

Kompas.com - 20/02/2024, 09:35 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di luar angkasa yang tak berbatas, astronom menemukan sebuah asteroid yang kaya akan bahan berharga.

Asteroid bernama 16 Psyche ini penuh dengan elemen langka yang penting seperti platinum dan paladium.

Baca juga: Air Terdeteksi di Permukaan Asteroid untuk Pertama Kali

Jika ditaksir 16 Psyche yang berjarak sekitar 6 tahun cahaya itu bernilai 100.000 kuadriliun dollar.

Angka yang mencengangkan.

Namun, dengan nilai fantastis itu mengapa kita belum menambangnya? Apalagi untuk menjelajahi dan mungkin menetap di luar angkasa, kita memerlukan sumber material dari luar Bumi.

Menambang asteroid

Sebagai informasi, seperti dikutip Live Science, Senin (19/2/2024), pada tahun lalu, tepatnya 13 Oktober 2023, sebenarnya NASA telah meluncurkan misi ke asteroid kaya logam tersebut untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana interior planet terbentuk.

Namun, seberapa dekat kita untuk menambang dan menuai hasilnya?

Philip Metzger, fisikawan planet di University of Central Florida, mengatakan, secara teknologi manusia sudah cukup dekat untuk menambang di asteroid.

Satu-satunya perbedaan antara penambangan di asteroid dan di Bumi adalah kebutuhan akan peralatan yang mampu bertahan dalam kondisi gravitasi rendah dan radiasi tinggi.

Peralatan tersebut juga harus dapat berfungsi secara mandiri.

Soalnya, diperlukan waktu 20 menit atau lebih agar gelombang radio yang berisi instruksi dapat mencapai asteroid, terutama jika benda luar angkasa itu berada di sisi lain Matahari.

Semua teknologi tersebut telah dikembangkan dan diuji di laboratorium, tetapi belum siap untuk diterapkan.

Baca juga: 5 Asteroid Paling Berbahaya bagi Bumi Menurut NASA

"Pada skala Tingkat Kesiapan Teknologi NASA, yang berkisar antara 1 hingga 9, peralatan kami saat ini untuk penambangan luar angkasa berada di antara angka 3 dan 5," kata Metzger.

"Teknologinya perlu maju, sekitar 6 sampai 7, sebelum kita siap untuk mulai membangun misi penerbangan. Tapi yang kurang saat ini adalah pendanaan. Jika seluruh dana dikucurkan sekarang, kita mungkin akan melihat penambangan asteroid skala kecil dalam lima tahun," tambahnya.

Kendala penambangan asteroid

Kemajuan apa pun dalam penambangan asteroid kemungkinan besar akan datang dari sektor swasta.

Namun, setidaknya ada satu kendala potensial, yakni menjelaskan kepada calon investor mengapa kita harus menambang asteroid.

"Itu pertanyaan yang wajar. Membawa material kembali ke Bumi meragukan secara ekonomi," ungkap Kevin Cannon, asisten profesor geologi dan teknik geologi di Program Sumber Daya Luar Angkasa Colorado School of Mines.

Apalagi akan sangat mahal untuk melakukan penambangan. Harga logam golongan platinum pun sebenarnya sedang menurun.

Kendati demikian, asteroid mungkin menjadi sumber material penting untuk pengembangan di luar angkasa.

"Jadi misalnya mengambil air dari asteroid yang kaya akan air, kita bisa membaginya menjadi hidrogen dan oksigen. Setelahnya kita bisa menggunakannya sebagai bahan bakar roket untuk mengisi bahan bakar wahana luar angkasa," papar Cannon.

Baca juga: NASA Kirim Misi Pertama ke Asteroid Kaya Logam, Seperti Apa?

Sementara itu, logam yang ditambang dari asteroid dapat diubah menjadi struktur besar di luar angkasa.

Dengan besarnya biaya itu, keinginan untuk menambang asteroid sendiri menimbulkan pertanyaan lain, mengapa tidak menambang Bulan saja?

Semua material yang ingin kita tambang dari asteroid juga ada di sana, meski dalam konsentrasi yang lebih rendah. Dan tentu saja, jaraknya lebih dekat.

Ternyata, ahli berpendapat bahwa pemanfaat Bulan tinggal menghitung hari saja sehingga membuat ahli tetap berpikir untuk melakukan penambangan di asteroid.

Sebelum misi Psyche diluncurkan, beberapa misi eksplorasi asteroid sudah diluncurkan.

Wahana luar angkasa OSIRIS-REx NASA kembali dari misinya ke asteroid Bennu, dengan membawa sampel.

Pada tahun 2020, pesawat luar angkasa Jepang Hayabusa2 kembali dengan membawa sampel dari asteroid Ryugu.

Tak satu pun dari misi ini yang secara eksplisit berfokus pada pertambangan. Tujuan penelitian OSIRIS-REx dan Hayabusa2 termasuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang geologi dan kimia bumi purba.

Baca juga: Sampel Asteroid Terbesar yang Pernah Dikumpulkan Sampai di Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com