Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/01/2024, 16:36 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

Namun, pada tahun 1998, bertentangan dengan semua perkiraan, para astronom menemukan bahwa perluasan alam semesta justru semakin cepat.

Untuk menjelaskannya, mereka mendalilkan keberadaan benda tak kasat mata, yang mereka sebut energi gelap, yang memenuhi ruang angkasa dan memiliki gravitasi tolak-menolak. Gravitasi tolak menolak energi gelap inilah yang mempercepat perluasan kosmis.

4. Sebagian besar sistem planet berbeda dengan sistem tata surya

Penemuan planet di sekitar bintang lain, berdasarkan perhitungan terakhir, lebih dari 3.500 telah dikonfirmasi, telah membingungkan parah ahli. Pasalnya, sistemnya tidak ada yang seperti tata surya.

Ada sistem planet yang sangat kompak, yang semua planetnya mengorbit lebih dekat ke bintang induknya dibandingkan Merkurius, planet terdalam di Tata Surya, ke Matahari.

Baca juga: Lubang Hitam Supermasif Terjauh Berusia Hampir Setua Alam Semesta

Ada juga planet bermassa sebesar Jupiter yang pasti bermigrasi ke dalam.Ada planet yang orbitnya sangat elips, mirip dengan komet. Ada juga planet yang mengorbit bintangnya dengan cara yang salah.

Mengingat bahwa planet-planet diyakini membeku akibat gas dan debu yang berputar ke arah yang sama mengelilingi matahari yang baru lahir, penemuan terakhir ini sangat sulit untuk dijelaskan.

Sampai saat ini, belum ada yang tahu apakah keanehan tata surya kita ada hubungannya dengan kesadaran umat manusia terhadap hal tersebut.

5. Sepertinya, manusi tidak sendirian

Ada sekitar 100.000.000.000.000.000.000.000 bintang di alam semesta, dan mungkin lebih banyak planet daripada bintang.

Namun, di tengah luasnya alam semesta, sejauh ini, hanya ada satu tempat yang kita ketahui terdapat kehidupan, yakni Planet Bumi.

Meskipun ada pencarian sinyal cerdas, tidak ada tanda-tanda kehidupan di luar Bumi yang ditemukan. Faktanya, ada argumen yang kuat bahwa jika bentuk kehidupan seperti itu ada di luar sana, kita tidak hanya akan melihat tanda-tandanya tetapi mereka juga seharusnya sudah ada di sini.

Namun, tidak adanya bukti bukanlah bukti ketiadaan. Butuh waktu tiga miliar tahun bagi manusia untuk beralih dari sel tunggal ke kehidupan yang kompleks, yang menunjukkan bahwa mengambil langkah ini sulit dilakukan.

Perlu diingat bahwa peradaban teknologi seperti yang dimiliki manusia saat ini mungkin langka dan umurnya pendek; manusia mungkin telah melewatkan jutaan atau milyaran tahun lainnya. Sementara itu, alternatif lainnya adalah yang terdekat mungkin terlalu jauh untuk kita deteksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com