Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/01/2024, 16:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bumi terus berputar seperti gasing, meski kita tidak dapat melihat, mendengar atau merasakannya.

Bumi melakukan satu putaran penuh pada porosnya setiap 23 jam, 56 menit, dan 4,09053 detik.

Baca juga: Apa Jadinya Bumi Tanpa Atmosfer?

Hal ini berarti daratan di khatulistiwa bergerak dengan kecepatan sekitar 1.770 km/jam, dengan kecepatan rotasi menurun hingga nol di kutub.

Lantas, apa jadinya jika Bumi berhenti berputar?

Dampak Bumi berhenti berputar

Mengutip Sky at Night Magazine, Anda dan segala sesuatu di sekitar bergerak dengan kecepatan yang konstan dan ditahan kuat di tempatnya oleh gravitasi, sehingga gerakan Bumi tidak terasa.

Namun jika Bumi langsung berhenti berputar, maka kita akan tiba-tiba menyadari rotasi sebelumnya karena kita semua akan terlempar ke arah timur.

Sebaliknya, jika Bumi berhenti berputar secara bertahap, dampaknya juga akan terjadi bertahap.

Kita akan melihat siang dan malam semakin panjang, ritme sirkadian kita terganggu, dan pola cuaca yang dipengaruhi oleh rotasi bumi mulai berubah.

Teknologi yang bergantung pada satelit di orbit akan mulai mengalami kendala.

Misalnya, orbit satelit geostasioner disinkronkan dengan pergerakan bumi sehingga posisinya tetap berada di atas titik yang sama di ekuator.

Namun dengan berhentinya Bumi, satelit tidak akan lagi tampak 'diam' di langit di atas kita, sehingga mustahil untuk memelihara sistem telekomunikasi dan pemantauan cahaya yang bergantung pada satelit.

Baca juga: Kenapa Bumi Hanya Memiliki Satu Bulan?

Ada kemungkinan juga kita mengalami hilangnya medan magnet dan semua manfaat yang diberikannya, seperti perlindungan dari radiasi berbahaya.

Medan magnet Bumi diyakini memiliki keterkaitan dengan rotasi planet.

Pada akhirnya, Bumi akan terkunci secara pasang surut dengan Matahari. Kondisi tersebut menyebabkan satu sisi Bumi akan terkena sinar dan panas Matahari terus menerus sedangkan sisia lainnya akan terbenam dalam malam abadi dan menjadi sangat dingin.

Situasi ini tidak menguntungkan bagi banyak bentuk kehidupan.

Bentuk kehidupan yang melakukan fotosintesis atau bergantung pada organisme yang melakukan fotosintesis untuk makanannya akan punah dan kehidupan di Bumi akan mengalami kepunahan massal.

Bahkan jika pergerakan Bumi melambat, itu tetap akan menjadi bencana. Melansir Science Focus, tanpa gaya sentrifugal, lautan akan bergerak menuju kutub sehingga menurunkan kedalaman laut 8 km di sekitar khatulistiwa.

Karena kedalaman ini kurang dari kedalaman lautan di sana, air di Bumi akan terbagi menjadi dua lautan kutub besar yang dipisahkan oleh sebidang tanah di tengahnya.

Baca juga: Apa yang Akan Terjadi jika Seluruh Permukaan Bumi Dibor?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com