Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Biji Rami dan Manfaatnya untuk Cegah Kanker Payudara

Kompas.com - 20/12/2023, 12:33 WIB
Usi Sulastri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.comBiji rami atau flaxseed mungkin masih terdengar asing bagi masyarakat Indonesia.

Biji rami merupakan salah satu jenis biji-bijian utuh yang sering diolah menjadi bubuk, minyak, tepung, dan suplemen.

Baca juga: Kurangi Stres pada Gajah Kebun Binatang, Ilmuwan Uji Efek Minyak Rami

Biji rami yang berasal dari tanaman rami sudah lama dikenal sebagai sumber serat alami yang kuat dan tahan lama.

Meski demikian, penelitian terbaru menyoroti bahwa biji rami juga kaya akan senyawa-senyawa bioaktif yang memiliki potensi untuk melawan pertumbuhan sel kanker payudara.

Sebelum kita eksplorasi manfaatnya dalam mencegah pertumbuhan sel kanker payudara, mari kenali terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan biji rami.

Biji rami kaya akan nutrisi

Dilansir dari Britannica, Senin (11/12/2023), biji rami berasal dari tanaman rami (Linum usitatissimum), menjadi sorotan karena kandungan nutrisinya yang kaya termasuk serat makanan, asam lemak omega-3, dan fitoestrogen lignan.

Selain digunakan sebagai sumber minyak biji rami dengan berbagai manfaat kesehatan biji ini juga memiliki sejarah penggunaan sebagai makanan di zaman Yunani dan Romawi kuno.

Bentuk biji rami berupa kapsul globular kering, setiap kapsul berisi biji elips pipih panjang.

Biji ini mengandung sekitar 33-43 persen berat minyak setelah dikeringkan.

Dengan kandungan asam alfa-linolenat (ALA), fitoestrogen lignan, serat makanan, protein, dan berbagai nutrisi lainnya, biji rami menjadi pilihan sehat untuk dimasukkan ke dalam diet sehari-hari.

Baca juga: Riset Buktikan Biji Kelor Bisa Murnikan dan Jernihkan Air

Biji ini dapat dikonsumsi mentah, dipanggang, atau ditambahkan ke dalam berbagai hidangan seperti salad, sereal pagi, dan smoothie.

Selain manfaat konsumsi langsung, minyak biji rami dengan warna kuning keemasan memiliki tingkat ALA tertinggi dibandingkan minyak nabati lainnya.

Meskipun digunakan sebagai suplemen nutrisi dan dapat dimasak, minyak ini tergolong tidak stabil dan dapat cepat tengik.

Secara industri, minyak biji rami digunakan dalam produksi cat, tinta cetak, linoleum, pernis, dan kain minyak.

Dilansir dari Pusat Jurnal Ilmiah, Senin (11/12/2023), menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat, satu sendok makan biji rami memiliki berat sekitar 7 gram dan menyediakan beragam nutrisi seperti:

  • 37,4 kalori
  • 1,28 gram protein
  • 2,95 gram lemak
  • 2,02 gram karbohidrat
  • 1,91 gram serat
  • 17,8 mg kalsium
  • 27,4 mg magnesium
  • 44,9 mg fosfor
  • 56,9 mg potassium
  • 6,09 mcg folat
  • 45,6 mcg lutein dan zeaxanthin
  • 1,597 mg asam lemak omega-3
  • 8 persen dari nilai harian vitamin B1
  • 2 persen dari nilai harian vitamin B6
  • 2  persen dari nilai harian zat besi.

Baca juga: Manfaat Ketumbar, Biji dan Daunnya Sama-Sama Kaya Khasiat

Seperti sumber nabati lainnya, biji rami juga kaya akan antioksidan dan merupakan sumber yang baik dari lignan, senyawa tanaman yang bermanfaat.

Biji rami bisa melawan pertumbuhan sel kanker

Dilansir dari earth.com, Senin (11/12/2023), penelitian terbaru menyoroti bahwa biji rami juga kaya akan senyawa-senyawa bioaktif yang memiliki potensi untuk melawan pertumbuhan sel kanker payudara.

Riset ini terfokus pada pengaruh komponen biji rami yang dikenal sebagai lignan terhadap mikroorganisme di usus dan hasilnya mengungkapkan peran krusial mereka dalam mengatur ekspresi mikroRNA (miRNA) di kelenjar susu.

MiRNA ini memegang peranan penting dalam mengontrol gen-gen yang berkaitan dengan kanker payudara terutama yang mengatur pertumbuhan dan pergerakan sel.

Temuan ini telah di publikasi dalam jurnal Microbiology Spectrum.

Menurut Jennifer Auchtung, Ph.D., seorang Asisten Profesor di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan di Universitas Nebraska Lincoln, mikrobiota gastrointestinal memiliki peran krusial dalam memodifikasi komponen makanan dan berdampak pada kesehatan manusia.

Dalam penelitian terbaru ini, peneliti menemukan korelasi antara pola makan yang diperkaya biji rami, komposisi mikrobiota cecal, dan profil miRNA di kelenjar susu yang mengatur jalur kesehatan, termasuk jalur yang terlibat dalam perkembangan kanker.

Temuan ini memberikan dukungan untuk penelitian lebih lanjut mengenai peran mikrobiota dalam pendekatan pola makan untuk mengurangi faktor risiko penyakit.

Baca juga: Bukti Pertama Biji Pinus yang Bertunas Ditemukan Memfosil di Batu Ambar

Lignan biji rami memicu respons molekul miRNA

Studi lebih lanjut membahas bagaimana lignan biji rami yang ditemukan dalam jumlah besar pada biji rami dan dikaitkan dengan risiko kanker payudara yang rendah pada wanita pascamenopause memengaruhi mikrobiota usus pada tikus betina muda.

Hasilnya menunjukkan bahwa lignan ini memicu respons miRNA spesifik di kelenjar susu dan mengontrol ekspresi gen dengan menargetkan wilayah mRNA tertentu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi apakah manipulasi interaksi antara mikrobiota dan miRNA kelenjar susu dapat mengurangi risiko kanker payudara.

Melalui pemberian komponen lignan biji rami kepada tikus betina, penelitian ini mengungkap hubungan antara profil mikrobiota usus cecal dan ekspresi miRNA di kelenjar susu.

Temuan menarik menunjukkan bahwa lignan minyak biji rami, setelah diolah oleh mikroba dapat melepaskan metabolit bioaktif dengan potensi efek antitumor.

Hasil penelitian ini memberikan wawasan kritis mengenai korelasi antara mikrobiota, miRNA, dan biji rami dalam mengurangi risiko kanker payudara.

Baca juga: Khasiat Biji Mahoni, Obat Tradisional yang Kaya Antioksidan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com