Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Mengapa Hasil Riset Tidak Menjadi Kebijakan?

Kompas.com - 28/11/2023, 14:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Keempat, hasil riset tidak memotret keseluruhan masalah.

Idealnya riset memberikan pengetahuan mendalam dan menyeluruh atas suatu masalah. Namun realitasnya tidaklah demikian, riset yang menyeluruh dan mendalam memerlukan waktu lama.

Faktor keempat ini berkaitan erat dengan faktor ketiga perihal waktu. Riset yang dilaksanakan dalam waktu singkat seringkali hanya memberikan informasi tentang sisi permukaan masalah.

Implikasi selanjutnya ialah rekomendasi kebijakan dari hasil riset menjadi parsial sehingga tidak menyelesaikan keseluruhan masalah.

Keterkaitan faktor waktu dengan kedalaman hasil riset ini pernah saya alami.

Sekitar 4 tahun lalu saya dan tim ditugaskan melakukan kajian naskah akademik dengan waktu sekitar 3 bulan.

Setelah naskah akademik selesai dan disampaikan ke pengambil kebijakan ternyata masih banyak sisi masalah yang belum terpotret.

Baca juga: Riset dan Inovasi sebagai Sebuah Perjalanan, Bukan Suatu Tujuan

Kondisi demikian, mengakibatkan dilakukannya pengulangan pengumpulan data dalam waktu sekitar satu tahun untuk memperoleh potret masalah yang cukup menyeluruh.

Walau demikian, ketika naskah akademik tersebut digunakan dalam proses pembuatan kebijakan tetap saja ada sisi masalah yang belum terpotret.

Alhasil, ketika kebijakan diputuskan maka tidak sepenuhnya sama dengan rekomendasi pada naskah akademik karena mempertimbangkan hal-hal yang belum terpotret didalamnya.

Kelima, faktor kondisi ideal pada hasil riset. Pada umumnya peneliti mengandaikan suatu situasi yang ideal dan rekomendasi hasil riset juga menunjukkan suatu hal ideal yang harus diwujudkan oleh pengambil kebijakan.

Keadaan ideal yang direkomendasikan pada dasarnya baik dan perlu diwujudkan.

Akan tetapi, keadaan ideal tersebut terkadang menjadi dilema bagi pembuat kebijakan karena Ia belum tentu memiliki kewenangan penuh untuk mengambil kebijakan guna mewujudkan kondisi ideal tersebut.

Pada akhirnya keadaan ideal yang direkomendasikan tersebut harus dikompromikan dengan realitas yang dihadapi pembuat kebijakan. Implikasinya hasil riset tidak sepenuhnya atau bahkan sama sekali tidak dapat diwujudkan menjadi kebijakan.

Keenam, peneliti/akademisi bukan satu-satunya aktor pemengaruh dalam pengambilan kebijakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com