Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Membongkar Diri: Peran Ego Manusia dalam Krisis Perubahan Iklim

Kompas.com - 10/10/2023, 12:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Penyangkalan, yang dalam konteks perubahan iklim dikenal sebagai "skepticisme iklim," adalah sikap yang menolak atau meragukan bukti ilmiah perubahan iklim yang sudah sangat kuat.

Penyangkalan ini sering muncul karena ketakutan akan perubahan atau perasaan tidak mampu untuk mengatasinya.

Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Ketahanan Pangan di India, Bagaimana Indonesia?

Saat ego manusia menolak fakta yang tidak sesuai dengan pandangannya, hal ini menghambat kemampuannya untuk mengambil tindakan nyata. Di sisi lain, sikap tindakan yang tidak mencukupi juga dapat menjadi dampak dari ego manusia.

Beberapa individu merasa bahwa tindakan mereka tidak akan memiliki dampak nyata pada perubahan iklim yang lebih besar. Ini dapat menyebabkan keengganan untuk mengubah gaya hidup atau mendukung upaya yang lebih berkelanjutan.

Keengganan ini muncul karena ego cenderung fokus pada kepentingan pribadi dan pertahanan diri dibandingkan dengan kepentingan bersama.

Keempat, di tingkat internasional, salah satu tantangan utama dalam menangani krisis perubahan iklim adalah kompetisi antarnegara dan ketiadaan kepemimpinan global yang kuat.

Di balik dinamika ini, peran ego manusia sangat kentara. Ego manusia sering mendorong setiap negara mengejar kepentingan nasional dan persaingan daripada bekerja sama dalam mengatasi masalah perubahan iklim yang bersifat lintas batas.

Setiap negara bersaing untuk mendapatkan sumber daya alam, pasar, dan pengaruh global. Saat persaingan ini memanas, maka kerja sama internasional untuk mengurangi emisi karbon dan mengatasi dampak perubahan iklim akan terhambat.

Selain itu, ketiadaan kepemimpinan global yang kuat menjadi problem ketika negara utama tidak bersedia atau tidak mampu memimpin upaya mengatasi krisis iklim, kebijakan global menjadi tidak konsisten dan kurang efektif.

Pada tingkat global, ketidakmampuan mencapai kesepakatan yang kuat dalam konferensi iklim dan perjanjian internasional sering dipengaruhi oleh kompetisi politik, ekonomi, dan geopolitik.

Baca juga: Apakah Manusia Bisa Hidup di Bawah Tanah untuk Hindari Perubahan Iklim?

Setiap negara khawatir bahwa tindakannya dapat merugikan posisi ekonomi dan keamanan dalam persaingan global, sehingga tidak mau mengambil langkah tegas untuk mengurangi emisi karbon.

Kelima, krisis perubahan iklim memunculkan kendala psikologis yang seringkali memengaruhi cara kita merespons masalah lingkungan.

Dorongan untuk menjaga citra diri positif merupakan aspek penting ego manusia. Kita cenderung ingin dipandang sebagai individu yang baik dan bertanggungjawab.

Namun, ketika tindakan lingkungan yang dibutuhkan untuk mengurangi dampak perubahan iklim terasa sulit atau mengganggu kenyamanan kita, dorongan ini dapat menghambat tindakan yang lebih berkelanjutan.

Misalnya, seseorang lebih suka berkendaraan pribadi meskipun tahu bahwa bersepeda atau menggunakan transportasi umum lebih baik untuk lingkungan.

Persepsi tentang dampak individu juga memengaruhi tindakan lingkungan. Beberapa individu mungkin merasa bahwa tindakan mereka tidak akan berdampak besar pada skala perubahan iklim yang lebih besar.

Hal ini sering kali menjadi alasan untuk tidak mengubah perilaku mereka, meskipun sejumlah besar orang yang berpikiran serupa dapat memiliki dampak besar jika mereka bersatu dalam tindakan berkelanjutan.

Mengatasi ego untuk solusi perubahan iklim

Mengatasi ego manusia adalah langkah penting dalam menghadapi krisis perubahan iklim dan langkah konkret untuk menguranginya.

Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Salju Abadi Puncak Jaya Terancam Punah

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com