Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Masih Ingin Makanan Manis Setelah Makan?

Kompas.com - 08/08/2023, 20:30 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa dari Anda mungkin pernah mengalami masih ingin makanan manis, meski baru saja menyantap hidangan makanan malam yang lezat dan mengenyangkan.

Lantas, mengapa masih ingin makan makanan manis setelah makan?

Menurut Len Epstein, profesor pediatri dan kepalal Divisi Kedokteran Perilaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Biomedis Jacobs di University at Buffalo di New York, rahasianya adalah variasi.

"Salah satu alasan mengapa orang berhenti makan adalah karena mereka bosan. Mereka sudah memakannya dan tidak ada rangsangan lagi," kata Epstein.

"Tetapi jika memasukkan rasa, aroma, atau bahkan tekstur baru ke dalam campuran, mudah untuk mengatasi perasaan kenyang itu," paparnya lagi.

Dikutip dari Live Science, Selasa (8/8/2023) fenomena ini disebut rasa kenyang khusus sensorik.

Baca juga: Mengapa Alergi Makanan Baru Muncul Saat Dewasa?

Itu dapat dialami seseorang ketika minatnya pada makanan tertentu menurun, karena mereka telah memakannya berulang kali, membuat jenis makanan baru menjadi lebih menarik.

Misalnya, dalam percobaan tahun 2011 yang dipimpin oleh Epstein, 32 wanita diminta untuk memakan makaroni dan keju lima kali dalam satu minggu atau seminggu sekali selama lima minggu.

Peneliti kemudian menemukan wanita yang diminta makan makaroni dan keju setiap hari makan lebih sedikit daripada wanita yang diberikan makanan tersebut seminggu sekali.

Namun, dalam studi terpisah yang dipublikasikan pada tahun 2013, Epstein melakukan penelitian yang membagi 31 anak menjadi 3 kelompok.

Yaitu, kelompok yang menerima makaroni dan keju yang sama selama lima hari, kelompok lain yang diberi merek makaroni dan keju yang berbeda, dan kelompok terakhir yang diberi berbagai makanan padat energi, seperti nugget ayam dan burger keju.

Baca juga: Mengapa Makanan Panas Sebaiknya Tidak Langsung Disimpan ke Kulkas?

 

 

Anak-anak dengan beragam pilihan mengonsumsi lebih banyak daripada anak-anak yang hanya ditawari makaroni dan keju.

Pola ini sama ketika orang dihadapkan pada makanan penutup manis setelah makan asin.

"Anda bisa terus memberikan makanan baru dan membuat orang terus makan sampai mereka tidak bisa makan lagi. Itulah salah satu alasan mengapa orang makan lebih dari yang seharusnya," terang Epstein.

Keinginan makanan yang bervariasi

Beberapa ahli percaya keinginan akan variasi ini adalah adaptasi evolusioner yang diperoleh orang untuk mendapatkan nutrisi penting, seperti vitamin dan protein dari kelompok makanan yang berbeda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com