Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/07/2023, 08:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Oppenheimer adalah film yang disutradarai Christopher Nolan, yang belakangan ini tengah ramai di khalayak publik.

Film biopik, Oppenheimer yang diperankan oleh Cillian Murphy merupakan film yang mengangkat kisah penemu bom atom, Julius Robert Oppenheimer.

Lantas, siapa sebenarnya sosok Oppeheimer ini?

Oppenheimer dikenal sebagai sosok kontroversial di balik terciptanya bom atom, dan dikenal sebagai bapak bom atom.

Sejarah biografi Oppenheimer

Dilansir dari Britannica, Jumat (21/7/2023), Oppenheimer lahir pada 22 April 1904 di New York, Amerika Serikat dan meninggal dunia pada 18 Febrari 1967 di Princeton, New Jersey. Ia dikenal sebagai sosok fisikawan teoretis dan admnistrator sains Amerika.

J.R Oppenheimer merupakan anak dari seorang imigran Yahudi Jerman yang memperoleh kekayaan dari perdagangan tekstil, dilansir dari National Geographic

Ia juga lulusan dari Harvard University dengan predikat summa cumlaude dan menyelesaikan studinya hanya dalam 3 tahun.

Baca juga: Siapa Itu Nefertiti, Sosok Ratu Mesir Kuno yang Dikenal Karismatik?

Oppenheimer kemudian mendalami fisika teoretis di Cambridge University dan Universiy of Göttingen di Jerman, di mana ia meraih gelar doktor pada usia 23 tahun.

Sebagai fisikawan muda, Oppie, begitu namanya biasanya disapa, segera bergaul dengan sederet tokoh ilmiah dan para ilmuwan besar di zamannya.

Karya akademisnya juga telah berkontribusi memajukan teori kuantum dan meramalkan segala sesuatu mulai dari neutron hingga lubang hitam.

Oppenheimer juga sangat suka belajar banyak hal di luar ilmu-ilmu ilmiah yang ditekuninya, sebab ia juga mempelajari tentang agama, bahasa Sansekerta dan pengetahuan lainnya.

Oppenheimer, proyek Manhattan dan bom atom

Setelah Amerika Serikat bergabung dengan Sekutu pada tahun 1941, di masa Perang Dunia II, Oppenheimer diminta untuk berpartisipasi dalam Proyek Manhattan (Manhattan Project) yang sangat rahasia.

Ini adalah proyek awal untuk pengembangan senjata atom, yang kemudian menjadi cikal bakal bom atom yang dijatuhkan ke Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

Pada saat, Oppenheimer sedang berusaha mencari tahu apa yang diperlukan untuk memicu dan mempertahankan jenis reaksi rantai neutron yang penting untuk menciptakan ledakan nuklir, para atasan Oppenheimer terkesan dengan pengetahuannya yang luas.

Baca juga: Siapa Dr Deep Sea, Ilmuwan Pemecah Rekor Terlama Hidup di Bawah Air?

 ledakan bom di Hiroshima (kiri) dan Nagasaki (kanan)George R. Caron / Charles Retribusi ledakan bom di Hiroshima (kiri) dan Nagasaki (kanan)

Ambisis dan keterampilan Oppenheimer dalam bekerja sama juga turut menginspirasi ilmuwan lainnya.

Pada tahun 1942, Angkatan Darat AS meminta Oppenheimer untuk mengepalai laboratorium rahasia tempat bom akan diuji coba. Tempat yang dipilih itu adalah Los Alamos yang berada di New Mexico.

Pada 16 Juli 1945, Oppenheimer dan para pemikir yang dikumpulkannya berkumpul di lokasi uji coba Trinity di selatan Los Alamos untuk melakukan percobaan nuklir pertama di dunia. Percobaan nuklir pertama di dunia itu menjadi momen yang menegangkan. 

Para ilmuwan juga memahami bahwa bom yang mereka beri nama "Gadget" akan membentuk masa depan dunia, serta mereka juga meyakini itu akan dapat mengakhiri Perang Dunia II.

Pengujian ini dilakukan secara rahasia, dan uji coba bom atom pertama di dunia ini pun berhasil.

Bom atom Oppenheimer hancurkan Hiroshima-Nagasaki

Dua bom atom yang dikembangkan Oppeheimer, menjadi hal yang dikenal sepanjang masa dan berhasil mengakhiri Perang Dunia II ketika dijatuhkan Amerika Serikat pada 6 Agustus dan 9 Agustus 1945 di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

Baca juga: Siapa Sosok Asli Mona Lisa di Lukisan Leonardo Da Vinci?

Bom atom Hiroshima-Nagasaki itu pun meledak dan menewaskan sedikitnya 110.000 orang dan meluluhlantakkan kedua kota tersebut dengan skala kehancuran yang belum pernah terjadi sebelum atau setelahnya.

Saat menjadi anggota komite ilmiah, Oppenheimer pernah merekomendasikan kepada Departemen Perang untuk menjatuhkan bom segera mungkin ke Jepang.

Namun, perdebatan soal ini terus berlanjut tentang apakah pemerintah mendengarkan permintaan para ilmuwan agar bom hanya digunakan untuk target militer, atau diuji coba di depan umum sebagai upaya untuk memaksa Jepang menyerah.

Kendati para ilmuwan senang dengan pencapaian terkait terciptanya bom atom pertama di dunia, namun mereka pun merasa ngeri dengan hilangnya nyawa warga sipil dalam serangan tersebut.

Beberapa pekan setelah pengeboman Hiroshima-Nagasaki, Oppenheimer menulis surat kepada Menteri Pertahanan yang memperingatkan bahwa "Keselamatan bangsa ini ... tidak dapat sepenuhnya atau bahkan terutama terletak pada kecakapan ilmiah atau teknisnya. Hal itu hanya dapat didasarkan pada membuat perang di masa depan menjadi tidak mungkin."

Kendati demikian, Oppenheimer juga membela Manhattan Project dan pembuatan bom atom yang ditugaskan kepadanya, ia juga beralasan bahwa sangat penting untuk memahami sepenuhnya kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam ilmu nuklir.

Baca juga: Siapa Sosok Ibu Leonardo Da Vinci?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com