Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Bukti Kanibalisme Tertua pada Manusia?

Kompas.com - 28/06/2023, 11:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kanibalisme pada manusia bukan sesuatu hal yang baru. Peneliti menemukan bukti bahwa itu sudah terjadi sejak jutaan tahun lalu.

Kesimpulan tentang bukti kanibalisme tertua ini berdasarkan studi terhadap tanda yang ditemukan pada tulang purba milik kerabat manusia misterius berusia 1,45 juta tahun yang lalu.

Studi yang dipimpin oleh paleoantropolog Briana Pobiner dari National Museum of Natural History Smithsonian Institution telah melakukan analisis 3D yang mendetail pada potongan tulang tersebut.

Selain itu, untuk mengungkapkan bukti kanibalisme di era manusia purba itu, ahli melakukan eksperimen pada tulang untuk melihat apa yang membuat luka tersebut.

Temuan tim lalu menunjukkan bahwa tanda itu dibuat dengan alat-alat batu, seperti pengupasan daging untuk persiapan makan.

Baca juga: Seperti Apa Karya Seni yang Dibuat Manusia Purba Neanderthal?

"Informasi yang kami miliki memberi tahu (bukti kanibalisme tertua) bahwa homonin kemungkinan besar memakan hominin lain setidaknya pada 1,45 juta tahun yang lalu," kata Pobiner, seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (27/6/2023).

"Ada banyak contoh spesies lain dari pohon evolusi manusia yang saling memakan satu sama lain untuk nutrisi, tetapi fosil ini menunjukkan bahwa kerabat spesies kita saling memakan untuk bertahan hidup jauh lebih awal daripada yang kita ketahui sebelumnya," paparnya lagi.

Temuan bukti kanibalisme yang mengejutkan

Pobiner sendiri menemukan tulang purba itu di situs arkeologi di Koobi Fora, Kenya.

Namun saat itu ia menemukan sesuatu yang tidak terduga, alih-alih bekas gigitan singa, Pobiner menemukan luka yang tampak seperti disengaja.

Seringkali bekas seperti itu bersifat ritual, bagian dari proses penguburan orang mati.

Akan tetapi, untuk menentukan apakah bekas luka pada tulang tersebut, Pobiner lantas membuat cetakan tulang menggunakan bahan cetakan gigi dan mengirimkannya ke ahli peleoantropologi Michael Pante dari Colorado State University untuk melihat apa yang mungkin membuat luka seperti itu.

Baca juga: Seperti Apa Jejak Kaki Tertua Homo Sapiens yang Pernah Ditemukan?

Setelah membandingkan dengan data, Pante menemukan bahwa bekas luka tersebut konsisten dengan jenis kerusakan yang dibuat oleh perkakas batu. Sementara lainnya mirip bekas gigitan singa.

Tidak jelas mana yang lebih dulu, namun Pobiner menjelaskan bekas luka konsisten seperti membuang daging dari tulang, misalnya untuk persiapan makan.

Luka semua miring dan berorientasi dengan cara yang sama, seolah-olah orang yang membuatnya sedang memotong, tanpa mengubah cengkeramannya pada perkakas batu atau bergerak.

Kesemuanya terletak di tempat otot betis yang menempel pada tulang. Itu adalah tempat yang sempurna untuk memotong jika tujuannya adalah memotong sepotong daging.

Baca juga: Seperti Apa Pohon Tertinggi di Asia yang Tersembunyi di China?

"Bekas potongan ini terlihat sangat mirip dengan apa yang saya lihat pada fosil hewan yang sedang diproses untuk dikonsumsi," terang Pobiner.

"Tampaknya kemungkinan besar daging dari kaki ini dimakan untuk nutrisi bukan untuk ritual," ungkapnya.

Hanya saja temuan ini memang masih menjadi perdebatan mengingat para ahli belum mengetahi spesies homonin lapar apa yang membuat bekas luka tersebut.

Temuan terkait bukti kanibalisme tertua pada manusia ini telah dipublikasikan di jurnal Scientific Reports.

Baca juga: Seperti Apa Buaya Terbesar di Dunia yang Hidup di Penangkaran?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com