Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/06/2023, 17:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

"Para orca melakukan (penyerangan) dengan sengaja tetapi kami tidak tahu motivasinya. Hanya saja perilaku defensif berdasarkan trauma sebagai asal mula semua ini, semakin memperkuat kami bahwa itu alasan yang tepat," papar Lopez.

Ahli menduga bahwa orca betina yang mereka sebut White Gladis mengalami momen penderitaan yang kritis, di mana terjadi kejadian tabrakan dengan perahu atau jebakan selama penangkapan ikan ilegal.

Hal tersebut membalikkan perilaku.

"Orca yang mengalami trauma itulah yang memulai perilaku kontak fisik dengan kapal," papar Lopez.

Mengajarkan ke kawanan paus orca

Orca adalah makhluk sosial yang dapat dengan mudah mempelajari dan memproduksi perilaku yang dilakukan oleh orca lain.

Dalam sebagian besar kasus yang dilaporkan, mamalia laut ini pun langsung menuju kemudi kapal dan menggigit, membengkokkan, atau mematahkannya.

Baca juga: Mengapa Ular Dijadikan Simbol Kedokteran dan Medis?

"Kami tidak menafsirkan bahwa orca mengajarkannya ke yang lebih muda, meski perilakunya telah menyebar ke yang muda secara vertikal hanya dengan meniru. Kemudian secara horizontal di antara mereka karena menganggap itu semua penting dalam kehidupan mereka," terang Lopez.

Orca pun tampaknya mengganggap perilaku itu menguntungkan meski ada risiko yang mereka hadapi dengan menabrak struktur yang bergerak.

Sejak interaksi abnormal dimulai pada tahun 2020, empat paus orca yang termasuk dalam subpopulasi yang hidup di perairan Iberia telah mati, meskipun kematian mereka tidak dapat dikaitkan langsung karena interaksinya dengan kapal.

Perilaku yang tidak biasa ini juga bisa sifatnya main-main.

"Mereka adalah hewan yang sangat ingin tahu dan suka bermain, jadi ini mungkin lebih merupakan permainan daripada hal yang agresif," ungkap Deboral Giles, peneliti orca di University of Washington.

Meski begitu seiring dengan bertambahnya insiden, ada peningkatan kekhawatiran baik bagi pelaut maupun paus pembunuh yang terdaftar sebagai hewan terancam punah.

"Jika situasi ini berlanjut atau meningkat itu bisa menjadi perhatian nyata bagi keselamatan pelaut dan masalah konservasi untuk paus pembunuh yang terancam punah ini," tulis para peneliti. 

Baca juga: Mengapa Kuda Nil Marah Saat Melihat Manusia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com