Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/06/2023, 17:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orca atau paus pembunuh diketahui telah menyerang dan menenggelamkan kapal di lepas pantai Iberia Eropa. Kapten Werner Schaufelberger mengatakan ada tiga orca menabrak kapal pesiar pada malam 4 Mei. 

Menariknya, Schaufelberger melihat orca yang lebih kecil meniru perilaku paus yang lebih besar.

"Dua orca kecil mengamati teknik paus yang lebih besar, mereka juga menabrak kapal," katanya.

Penjaga pantai Spanyol menyelamatkan awak kapal dan menarik kapal ke Barbate, tetapi sayangnya kapal tersebut tenggelam di pintu masuk pelabuhan.

Dua hari sebelumnya, sebanyak enam paus orca menyerang perahu layar lain yang berlayar di Selat Gibraltar.

Greg Blackburn yang berada di atas kapal juga menyaksikan bagaimana induk orca muncul untuk mengajari anaknya menyerang kemudi.

Interaksi dengan paus orca

Dikutip dari Live Science, Rabu (21/6/2023) dalam studi yang diterbitkan di jurnal Marine Mammal Science yang diterbitkan Juni 2022 menunjukkan penyerangan agresif paus orca di lepas pantai Iberia menjadi lebih sering sejak Mei 2020.

Baca juga: Mengapa Paus Tidak Terkena Kanker?

Penyerangan tampaknya diarahkan ke kapal layar dan mengikuti pola yang jelas bahwa paus orca mendekat ke buritan untuk menyerang kemudi, kemudian berhenti begitu mereka berhasil menghentikan kapal.

"Laporan interaksi terus berlanjut sejak 2020 di tempat di mana orca ditemukan," kata Alfredo López Fernandez, seorang ahli biologi di Universitas Aveiro di Portugal.

Sebagian besar interaksi dengan paus pembunuh tidak berbahaya.

"Dalam lebih dari 500 interaksi (dengan orca) yang tercatat sejak tahun 2020, terdapat tiga kapal yang tenggelam," katanya.

Ia memperkirakan paus pembunuh hanya menyentuh satu kapal dari setiap seratus yang berlayar melalui suatu lokasi.

Lonjakan agresi paus orca

Namun memang tidak dipungkiri terjadi interaksi agresi dalam pertemuan dengan orca. Menurut Lopez, lonjakan agresi paus pembunuh terhadap kapal adalah fenomena baru-baru ini.

 

Peneliti berpikir bahwa ada peristiwa traumatis mungkin telah memicu perubahan perilaku satu paus orca, yang kemudian telah dipelajari oleh populasi lainnya untuk ditiru.

Baca juga: Mengapa Paus Sperma Dinamakan Seperti Itu?

Ilustrasi paus pembunuh (Orca whale) berenang di lautan lepas. Shutterstock Ilustrasi paus pembunuh (Orca whale) berenang di lautan lepas.

"Para orca melakukan (penyerangan) dengan sengaja tetapi kami tidak tahu motivasinya. Hanya saja perilaku defensif berdasarkan trauma sebagai asal mula semua ini, semakin memperkuat kami bahwa itu alasan yang tepat," papar Lopez.

Ahli menduga bahwa orca betina yang mereka sebut White Gladis mengalami momen penderitaan yang kritis, di mana terjadi kejadian tabrakan dengan perahu atau jebakan selama penangkapan ikan ilegal.

Hal tersebut membalikkan perilaku.

"Orca yang mengalami trauma itulah yang memulai perilaku kontak fisik dengan kapal," papar Lopez.

Mengajarkan ke kawanan paus orca

Orca adalah makhluk sosial yang dapat dengan mudah mempelajari dan memproduksi perilaku yang dilakukan oleh orca lain.

Dalam sebagian besar kasus yang dilaporkan, mamalia laut ini pun langsung menuju kemudi kapal dan menggigit, membengkokkan, atau mematahkannya.

Baca juga: Mengapa Ular Dijadikan Simbol Kedokteran dan Medis?

"Kami tidak menafsirkan bahwa orca mengajarkannya ke yang lebih muda, meski perilakunya telah menyebar ke yang muda secara vertikal hanya dengan meniru. Kemudian secara horizontal di antara mereka karena menganggap itu semua penting dalam kehidupan mereka," terang Lopez.

Orca pun tampaknya mengganggap perilaku itu menguntungkan meski ada risiko yang mereka hadapi dengan menabrak struktur yang bergerak.

Sejak interaksi abnormal dimulai pada tahun 2020, empat paus orca yang termasuk dalam subpopulasi yang hidup di perairan Iberia telah mati, meskipun kematian mereka tidak dapat dikaitkan langsung karena interaksinya dengan kapal.

Perilaku yang tidak biasa ini juga bisa sifatnya main-main.

"Mereka adalah hewan yang sangat ingin tahu dan suka bermain, jadi ini mungkin lebih merupakan permainan daripada hal yang agresif," ungkap Deboral Giles, peneliti orca di University of Washington.

Meski begitu seiring dengan bertambahnya insiden, ada peningkatan kekhawatiran baik bagi pelaut maupun paus pembunuh yang terdaftar sebagai hewan terancam punah.

"Jika situasi ini berlanjut atau meningkat itu bisa menjadi perhatian nyata bagi keselamatan pelaut dan masalah konservasi untuk paus pembunuh yang terancam punah ini," tulis para peneliti. 

Baca juga: Mengapa Kuda Nil Marah Saat Melihat Manusia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com