Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Satwa Liar Menjaga Keberlangsungan Hidup Manusia

Kompas.com - 20/06/2023, 20:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Beberapa jenis hewan liar yang sudah banyak dikonsumsi baik di Indonesia maupun luar negeri seperti ular, rusa, buaya, dan beberapa jenis hewan air.

Ini menjadi suatu topik penelitian yang perlu didalami bagaimana potensinya menjadi sumber pangan, kesehatan, dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Semua satwa liar baik hewan atau tumbuhan menjadi aset yang sangat berharga sebagai bank variabilitas genetik atau stok sumber genetik untuk masa yang akan datang.

Saat ini beberapa spesies telah diujicoba dan dilakukan penelitian untuk menambah kualitas hewan dan tanaman domestikasi, seperti resistensi penyakit, tingkat pertumbuhan yang lebih cepat, dan tahan terhadap perubahan iklim.

Jenis liar akan sangat dibutuhkan dimasa yang akan datang untuk memperbaiki jenis domestik, karena jenis domestik telah mengalami penurunan keragaman genetik akibat seleksi dan pemuliaan yang dilakukan manusia secara terus-menerus.

Gen-gen yang mengendalikan sifat-sifat tertentu, seperti resistensi terhadap penyakit tertentu mungkin sudah hilang, akan tetapi dapat ditemukan pada genom nenek moyang liar yang hidup di habitat aslinya.

Oleh karena itu, sangat perlu dilakukan pelestarian satwa liar sebagai sumber daya genetik untuk keberlangsungan hidup spesies.

Kesehatan dan kedokteran

Pengobatan tradisional Tiongkok sudah ada sejak lebih dari 5.000 tahun yang lalu dan banyak produk hewani termasuk dalam pengobatan yang direkomendasikan.

Baca juga: WHO: Sumber Virus Corona Bukan Pasar Wuhan, tapi Peternakan Satwa Liar

Penggunaan satwa liar dalam obat-obatan ini menguras populasi hewan liar sehingga populasinyanya terus menurun. Secara khusus ada beberapa spesies liar tertentu, seperti harimau, beruang, badak, dan burung walet terancam karena penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Contohnya adalah harimau, bagian yang paling populer adalah tulang harimau, digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit seperti rematik.

Spesies liar yang menyerupai manusia dalam beberapa fungsinya, misalnya monyet rhesus (Macaca mulatta), banyak digunakan untuk eksperimen transplantasi jantung, telah didomestikasi dan dipelajari dalam pengembangan teknik medis.

Pembudidayaan beberapa spesies ini telah dilakukan untuk menyediakan sumber bahan yang tetap untuk penggunaan medis. Meskipun pengganti dan alternatif untuk obat-obatan ini sedang dicari, solusi lain untuk masalah ini harus diupayakan.

Pada tahun 2021, jumlah rumah sakit yang berspesialisasi dalam perawatan dengan pengobatan tradisional Tiongkok (TCM) di Tiongkok melebihi 4.600. Sejak 2015, jumlah rumah sakit pengobatan Tiongkok milik swasta meningkat lebih dari dua kali lipat, yang mencerminkan besarnya pasar TCM yang signifikan.

Trade Records Analysis of Flora and Fauna in Commerce (TRAFFIC) internasional memperkirakan bahwa perdagangan ilegal tahunan satwa liar dapat bernilai US$ 5-10 miliar per tahun.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com