Beberapa jenis hewan liar yang sudah banyak dikonsumsi baik di Indonesia maupun luar negeri seperti ular, rusa, buaya, dan beberapa jenis hewan air.
Ini menjadi suatu topik penelitian yang perlu didalami bagaimana potensinya menjadi sumber pangan, kesehatan, dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Semua satwa liar baik hewan atau tumbuhan menjadi aset yang sangat berharga sebagai bank variabilitas genetik atau stok sumber genetik untuk masa yang akan datang.
Saat ini beberapa spesies telah diujicoba dan dilakukan penelitian untuk menambah kualitas hewan dan tanaman domestikasi, seperti resistensi penyakit, tingkat pertumbuhan yang lebih cepat, dan tahan terhadap perubahan iklim.
Jenis liar akan sangat dibutuhkan dimasa yang akan datang untuk memperbaiki jenis domestik, karena jenis domestik telah mengalami penurunan keragaman genetik akibat seleksi dan pemuliaan yang dilakukan manusia secara terus-menerus.
Gen-gen yang mengendalikan sifat-sifat tertentu, seperti resistensi terhadap penyakit tertentu mungkin sudah hilang, akan tetapi dapat ditemukan pada genom nenek moyang liar yang hidup di habitat aslinya.
Oleh karena itu, sangat perlu dilakukan pelestarian satwa liar sebagai sumber daya genetik untuk keberlangsungan hidup spesies.
Pengobatan tradisional Tiongkok sudah ada sejak lebih dari 5.000 tahun yang lalu dan banyak produk hewani termasuk dalam pengobatan yang direkomendasikan.
Baca juga: WHO: Sumber Virus Corona Bukan Pasar Wuhan, tapi Peternakan Satwa Liar
Penggunaan satwa liar dalam obat-obatan ini menguras populasi hewan liar sehingga populasinyanya terus menurun. Secara khusus ada beberapa spesies liar tertentu, seperti harimau, beruang, badak, dan burung walet terancam karena penggunaannya dalam pengobatan tradisional.
Contohnya adalah harimau, bagian yang paling populer adalah tulang harimau, digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit seperti rematik.
Spesies liar yang menyerupai manusia dalam beberapa fungsinya, misalnya monyet rhesus (Macaca mulatta), banyak digunakan untuk eksperimen transplantasi jantung, telah didomestikasi dan dipelajari dalam pengembangan teknik medis.
Pembudidayaan beberapa spesies ini telah dilakukan untuk menyediakan sumber bahan yang tetap untuk penggunaan medis. Meskipun pengganti dan alternatif untuk obat-obatan ini sedang dicari, solusi lain untuk masalah ini harus diupayakan.
Pada tahun 2021, jumlah rumah sakit yang berspesialisasi dalam perawatan dengan pengobatan tradisional Tiongkok (TCM) di Tiongkok melebihi 4.600. Sejak 2015, jumlah rumah sakit pengobatan Tiongkok milik swasta meningkat lebih dari dua kali lipat, yang mencerminkan besarnya pasar TCM yang signifikan.
Trade Records Analysis of Flora and Fauna in Commerce (TRAFFIC) internasional memperkirakan bahwa perdagangan ilegal tahunan satwa liar dapat bernilai US$ 5-10 miliar per tahun.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya