Kekurangan vitamin A adalah penyebab utama kebutaan pada anak-anak dan meningkatkan risiko penyakit dan kematian akibat infeksi parah (Fithriyana, 2018).
Keberhasilan kapas Bt dan Golden Rice telah menunjukan bukti nyata di bidang rekayasa genetika menjadi potensi yang besar untuk menciptakan tanaman rekayasa genetika dengan sifat-sifat yang tidak bisa diwujudkan dengan metode pemuliaan konvensional.
Kemajuan-kemajuan dalam bioteknologi dan rekayasa genetika inilah yang terus memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan ketahanan pangan global.
Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan kita dapat menggunakan bioteknologi tumbuhan khususnya rekayasa genetika untuk mengembangkan varietas pisang tahan salin dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Hal ini dapat membantu dalam menjaga ketahanan pangan nasional kita. Dalam teknologi ini, gen-gen yang bertanggung jawab dalam toleransi terhadap salinitas dapat diidentifikasi dan dimasukkan ke dalam varietas pisang yang baru.
Selain itu, teknologi kultur jaringan juga dapat digunakan untuk menghasilkan bibit pisang tahan salin secara massal dan cepat.
Saat ini, penelitian telah mengidentifikasi gen dan jalur yang mungkin berperan dalam meningkatkan pertumbuhan pisang di bawah perlakuan garam, seperti dapat meningkatkan panjang akar, distribusi ion, ekspresi biosintesis ABA dan gen respon (Miao et al., 2018; Xu et al.,. 2021).
Melihat potensi-potensi yang telah disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan rekayasa genetika pada tumbuhan memiliki peranan penting dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan mengembangkan pisang tahan salin masa depan.
Dengan melakukan hal ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan dan gizi di daerah yang terkena dampak salinitas tanah.
Dampak tersebut akan membantu mewujudkan hasil kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat dalam rangka memerangi angka kemiskinan dan kelaparan dunia.
Selain itu, ketersediaan varietas pisang yang toleran terhadap salinitas dapat memberikan peluang adanya kolaborasi antara ilmuwan, petani, dan pemangku kepentingan lainnya yang dapat mengarah pada pertukaran pengetahuan dan peningkatan kapasitas.
Di luar itu, pengembangan ini mampu meningkatkan produktivitas dan profitabilitas pertanian pisang di daerah yang terpengaruh oleh salinitas tanah dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
Tidak menutup kemungkinan pula adanya ketersediaan varietas pisang yang toleran terhadap salinitas tanah dapat meningkatkan daya saing pertanian pisang di pasar global yang dapat berujung pada peningkatan ekspor dan pendapatan devisa negara.
Dengan demikian, penggunaan bioteknologi tumbuhan dalam menghasilkan tanaman pisang yang tahan akan cekaman salin dapat dilihat sebagai sesuatu pendekatan yang rasional dalam mendorong ketahanan pangan dan ekonomi nasional.
*Vincent Vernando, Mahasiswa Prodi Bioteknologi Universitas Brawijaya, peserta magang pada Pusat Riset Rekayasa Genetika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Erwin Fajar Hasrianda, Awardee LPDP, Anggota Komunitas Keilmuan LPDP Life Sciences Alumni Wageningen University, Bidang Plant Breeding & Genetics, Pengurus Mata Garuda Banten
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.