Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Sel T Bisa Melawan Kanker?

Kompas.com - 09/05/2023, 10:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Sel T adalah sel darah dan sejenis sel darah putih. Belum lama ini, sebuah studi baru menemukan bagaimana sel T dapat melawan kanker dalam tubuh.

Seperti dilansir dari Medical Xpress, Selasa (9/5/2023), sekelompok ilmuwan di University of California San Diego telah menemukan sifat sel T yang dapat menginspirasi terapi baru anti tumor dan pengobatan kanker.

Lantas, bagaimana cara sel T melawan kanker?

T cell atau sel T adalah sejenis sel darah putih yang melindungi dari infeksi dan membantu tubuh melawan kanker.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Immunity, menunjukkan bahwa cara sel T melawan kanker yakni melalui bentuk pensinyalan otomatis sel yang sebelumnya tidak terdeskripsikan.

Studi ini pun menunjukkan bahwa sel T terbukti mengaktifkan diri mereka sendiri di jaringan perifel, mendorong kemampuan untuk menyerang tumor.

Sel T di dalam organ getah bening, dilatih oleh sel penyaji antigen, yang seperti namanya, menghasilkan antigen ke sel T, lalu merangsang respons imun atau sistem kekebalan tubuh.

Baca juga: Bagaimana Etilen Oksida Bisa Memicu Kanker?

Bagian penting dari proses melawan kanker ini adalah pengikatan B7, yakni protein yang terdapat pada permukaan sel penyaji antigen, dengan CD28 yaitu reseptor pada sel T. Interaksi di antara keduanya, B7 dan CD28, adalah pendorong utama respons imun dari sel T.

Setelah sel T dilatih, sel ini pun akan meninggalkan organ getah bening dan melakukan perjalanan ke seluruh tubuh untuk menemukan dan menyerang kanker.

Dalam studi yang lebih baru menunjukkan, sel T dapat memproduksi B7 mereka sendiri, atau mengambil protein B7 dari sel penyaji antigen yang membawanya bersama mereka.

Akan tetapi, mengapa kedua sel ini melakukan hal itu, masih belum dapat dipahami peneliti.

Hal ini juga menimbulkan pertanyaan bagi para peneliti, apakah sel T sekarang dilengkapi dengan reseptor dan ligannya, yang mungkin dapat mengaktifkan dirinya sendiri.

Cara sel T melawan kanker

Dalam serangkaian percobaan, para ilmuwan menemukan bahwa sel T memang dapat mengaktifkan diri dengan mengerutkan membran sel mereka ke dalam untuk memungkinkan protein B7 dan reseptor CD28 saling mengikat untuk melawan kanker.

Baca juga: Bagaimana Hipertensi Bisa Memengaruhi Kesehatan Mental?

Ilustrasi sel tubuh manusia. Sel T tingkat tinggi yang dihasilkan dari infeksi virus corona penyebab flu biasa bisa memberikan perlindungan terhadap Covid-19.Shutterstock Ilustrasi sel tubuh manusia. Sel T tingkat tinggi yang dihasilkan dari infeksi virus corona penyebab flu biasa bisa memberikan perlindungan terhadap Covid-19.

Menurut penulis senior Enfu Hui, Ph.D., profesor di School of Biological Sciences di UC San Diego, orang sering menganggap bahwa membran sel itu datar, tetapi sebenarnya lebih mirip garis pantai dengan banyak teluk.

"Kami menemukan bahwa kelengkungan membran lokal sebenarnya merupakan dimensi yang kaya dari pensinyalan otomatis sel T, yang merupakan pergeseran paradigma dalam bidang yang menganggap ini hanya terjadi di seluruh sel," kata Hui.

Selain memastikan bahwa sel T memang mengaktifkan dirinya sendiri untuk melawan kanker, peneliti juga memastikan stimulasi otomatis ini memang efektif dalam meningkatkan fungsi sel T dan memperlambat pertumbuhan tumor yang mana studi ini dilakukan pada model kanker tikus.

"Ketika sel T keluar dari organ getah bening dan memasuki lingkungan tumor, rasanya seperti meninggalkan rumah dan melakukan perjalanan jauh di hutan," kata Jack D. Bui, MD, Ph.D., profesor patologi di UC San Diego School of Medicine.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengurangi Garam untuk Kesehatan Jantung?

Sel T dan terapi antikanker

Studi ini juga menyarankan bahwa penting untuk menyediakan lebih banyak sumber protein B7 di organ getah bening sebagai bahan bakar bagi sel T melawan kanker.

Peneliti juga menyarankan pengembangan terapi sel di mana sel T yang direkayasa dengan kemampuan pensinyalan otomatis dapat ditingkatkan yang dikirimkan langsung ke pasien.

Lebih lanjut, dalam studi ini, peneliti juga menyarankan agar sistem ini dapat digunakan sebagai biomarker kanker, termasuk pada pasien yang tumornya mengandung banyak sel T dengan B7 yang mungkin akan lebih baik dalam melawan penyakit.

"Kami telah menemukan cara agar sel T dapat hidup di luar rumah normalnya dan bertahan di lingkungan tumor yang asing, dan kami sekarang dapat mengembangkan strategi klinis untuk meningkatkan atau menurunkan jalur ini untuk mengobati penyakit," kata Hui.

Baca juga: Bagaimana Sidik Jari Manusia Punya Pola Lingkaran Unik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com