Bagaimana Hipertensi Bisa Memengaruhi Kesehatan Mental?

KOMPAS.com - Dalam sebuah studi baru mengungkapkan, ternyata sistem kardiovaskular, dalam hal ini kondisi tekanan darah tinggi atau hipertensi, dan kesehatan mental memiliki interaksi yang kompleks.

Studi ini dilakukan para peneliti dari Max Planck Institute for Human Cognitive and Brain Sciences (MPI CBS) di Leipzig, Jerman, dikutip dari Medical Xpress, Jumat (14/4/2023).

Peneliti pun menunjukkan hubungan antara hipertensi dengan gejala depresi, kesejahteraan dan aktivitas otak yang berkaitan dengan emosi yang mungkin relevan dengan perkembangan tekanan darah tinggi.

Selama ini, beberapa penelitian telah melaporkan hubungan antara kesehatan mental dan hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi. Hasilnya pun beragam, bahkan kontradiktif.

Baca juga: Hipertensi Paru Tergolong Penyakit Langka, Bisakah Pengidapnya Sembuh?

Studi baru ini, mencoba menganalisis secara mendalam bagaimana hipertensi pada orang di usia pertengahan 60 tahun dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental mereka.

Peneliti menggunakan data psikologis, medis dan pencitraan yang ekstensif dari populasi orang lanjut usia (lansia).

Untuk mendapatkan jawaban yang kuat secara statistik, Lina Schaare, penulis pertama studi ini mengungkapkan bahwa mereka menggunakan ukuran sampel yang sangat besar dari Biobank Inggris dengan lebih dari 500.000 peserta studi.

"Kami dapat menunjukkan bahwa tekanan darah yang lebih tinggi (hipertensi) dikaitkan dengan gejala depresi yang lebih sedikit, kesejahteraan yang lebih baik, dan otak yang berhubungan dengan emosi yang lebih rendah. aktivitas — yang mengejutkan pada awalnya, tetapi dapat dijelaskan oleh temuan kami yang lain," ungkap Schaare.

Baca juga: Perempuan Lebih Berisiko Mengalami Hipertensi Daripada Laki-laki, Apa Penyebabnya?