Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Sel T Bisa Melawan Kanker?

Kompas.com - 09/05/2023, 10:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Menurut penulis senior Enfu Hui, Ph.D., profesor di School of Biological Sciences di UC San Diego, orang sering menganggap bahwa membran sel itu datar, tetapi sebenarnya lebih mirip garis pantai dengan banyak teluk.

"Kami menemukan bahwa kelengkungan membran lokal sebenarnya merupakan dimensi yang kaya dari pensinyalan otomatis sel T, yang merupakan pergeseran paradigma dalam bidang yang menganggap ini hanya terjadi di seluruh sel," kata Hui.

Selain memastikan bahwa sel T memang mengaktifkan dirinya sendiri untuk melawan kanker, peneliti juga memastikan stimulasi otomatis ini memang efektif dalam meningkatkan fungsi sel T dan memperlambat pertumbuhan tumor yang mana studi ini dilakukan pada model kanker tikus.

"Ketika sel T keluar dari organ getah bening dan memasuki lingkungan tumor, rasanya seperti meninggalkan rumah dan melakukan perjalanan jauh di hutan," kata Jack D. Bui, MD, Ph.D., profesor patologi di UC San Diego School of Medicine.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengurangi Garam untuk Kesehatan Jantung?

Sel T dan terapi antikanker

Studi ini juga menyarankan bahwa penting untuk menyediakan lebih banyak sumber protein B7 di organ getah bening sebagai bahan bakar bagi sel T melawan kanker.

Peneliti juga menyarankan pengembangan terapi sel di mana sel T yang direkayasa dengan kemampuan pensinyalan otomatis dapat ditingkatkan yang dikirimkan langsung ke pasien.

Lebih lanjut, dalam studi ini, peneliti juga menyarankan agar sistem ini dapat digunakan sebagai biomarker kanker, termasuk pada pasien yang tumornya mengandung banyak sel T dengan B7 yang mungkin akan lebih baik dalam melawan penyakit.

"Kami telah menemukan cara agar sel T dapat hidup di luar rumah normalnya dan bertahan di lingkungan tumor yang asing, dan kami sekarang dapat mengembangkan strategi klinis untuk meningkatkan atau menurunkan jalur ini untuk mengobati penyakit," kata Hui.

Baca juga: Bagaimana Sidik Jari Manusia Punya Pola Lingkaran Unik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com