Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Paus Sperma, Mamalia Laut yang Mati Terdampar di Pantai Bali

Kompas.com - 10/04/2023, 19:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Bahkan, mamalia laut raksasa ini dapat menahan napas hingga 90 menit dalam penyelaman di kedalaman seperti itu.

Setiap berburu, paus sperma dapat memakan ribuan pon ikan dan cumi atau sekitar satu ton ikan atau cumi per harinya.

Karakteristik paus sperma

Paus sperma termasuk dalam kelas mamalia, ordo Cetacea, famili Physeteridae dan genus Physeter, dikutip dari AZ Animals.

Bernama latin Physeter macrocephalus, yang dalam bahasa Yunani, Physeter berarti peniup, yang merujuk pada lubang sembur paus.

Sedangkan kata macrocephalus berarti 'berkepala besar', yang menjadi ciri fisik dari paus sperma ini.

Kepala mamalia laut ini sangat besar, yang membentuk hampir sepertiga dari kerangka tubuhnya.

Baca juga: Mengenal Ubur-ubur Hantu Raksasa yang Bentuknya Mirip UFO

Selain dikenal dengan nama Physeter macrocephalus, paus ini juga dikenal dengan nama spesifik Physeter catadon.

Catadon berarti gigi bawah, yang mana menjadi salah satu ciri unik lain dari mamalia laut ini. Gigi paus sperma bagian bawah ini tumbuh, sementara gigi atas tetap berada di bawah gusi.

Paus sperma sering jadi sasaran perburuan

Masih dikutip dari National Geographic, bahwa paus sperma adalah salah satu jenis paus yang paling sering diburu, terutama di masa kejayaan perburuan paus pada abad ke-18 dan ke-19.

Perburuan mamalia laut tersebut sejak dahulu kala dilakukan untuk mengambil minyak dan ambergris, yakni zat yang terbentuk di sekitar paruh cumi-cumi di dalam perut paus.

Sedangkan ambergris adalah muntahan paus, yang mana zat ini sangat berharga, terutama sebagai bahan untuk pembuatan parfum.

Kendati kini sejumlah spesies paus mengalami penurunan populasi akibat perburuan paus, namun populasi paus sperma masih cukup banyak di lautan Bumi.

Baca juga: Mengenal Katak Wolverine, Mampu Patahkan Tulang untuk Membuat Cakar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com