Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Paus Sperma, Mamalia Laut yang Mati Terdampar di Pantai Bali

KOMPAS.com - Tiga ekor paus mati terdampar di perairan Bali. Dua di antaranya adalah jenis paus sperma, yang salah satu mamalia laut ini ditemukan mati terdampar di Pantai Yeh Leh, Desa Pengeragon, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana Bali, Sabtu (8/4/2023).

Seperti diberitakan Kompas.com, Senin (10/4/2023), Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Agus Budi Santosa mengatakan, ada sejumlah faktor penyebab fenomena paus terdampar di beberapa pantai di Bali dalam sepekan terakhir.

Menurutnya, Laut Bali menjadi jalur migrasi tahunan bagi mamalia laut, termasuk paus sperma.

Penyebab paus terdampar dapat disebabkan oleh adanya kebisingan suara di laut, perubahan cuaca yang ekstrem, perubahan kontur laut dan arus hingga bencana alam.

Ciri kepala besar paus sperma

Dua paus sperma yang mati terdampar di perairan Bali, adalah mamalia laut raksasa yang mudah dikenali dari bentuk dan ukuran kepalanya yang besar, serta dahi bulat yang menonjol.

Dilansir dari National Geographic, paus sperma memiliki otak terbesar dari semua makhluk yang diketahui pernah hidup di planet ini. Kepala paus ini menyimpan sejumlah zat yang disebut spermaceti.

Bagi para pemburu paus, mereka meyakini bahwa zat spermaceti merupakan cairan berminyak yang diyakini adalah sperma. Akan tetapi, para ilmuwan masih belum memahami fungsi spermaceti tersebut.

Sebuah teori umum menjelaskan bahwa cairan spermaceti pada mamalia laut tersebut dapat mengerah menjadi lilin saat dingin.

Teori ini mengungkapkan bahwa cairan tersebut membantu paus mengubah daya apungnya, sehingga paus ini dapat menyelam lebih dalam dan muncul kembali ke permukaan.

Paus sperma diketahui dapat menyelam hingga ke kedalaman 3.280 kaki atau hampir 1.000 meter untuk berburu mangsa favoritnya, seperti cumi-cumi.

Bahkan, mamalia laut raksasa ini dapat menahan napas hingga 90 menit dalam penyelaman di kedalaman seperti itu.

Setiap berburu, paus sperma dapat memakan ribuan pon ikan dan cumi atau sekitar satu ton ikan atau cumi per harinya.

Karakteristik paus sperma

Paus sperma termasuk dalam kelas mamalia, ordo Cetacea, famili Physeteridae dan genus Physeter, dikutip dari AZ Animals.

Bernama latin Physeter macrocephalus, yang dalam bahasa Yunani, Physeter berarti peniup, yang merujuk pada lubang sembur paus.

Sedangkan kata macrocephalus berarti 'berkepala besar', yang menjadi ciri fisik dari paus sperma ini.

Kepala mamalia laut ini sangat besar, yang membentuk hampir sepertiga dari kerangka tubuhnya.

Selain dikenal dengan nama Physeter macrocephalus, paus ini juga dikenal dengan nama spesifik Physeter catadon.

Catadon berarti gigi bawah, yang mana menjadi salah satu ciri unik lain dari mamalia laut ini. Gigi paus sperma bagian bawah ini tumbuh, sementara gigi atas tetap berada di bawah gusi.

Paus sperma sering jadi sasaran perburuan

Masih dikutip dari National Geographic, bahwa paus sperma adalah salah satu jenis paus yang paling sering diburu, terutama di masa kejayaan perburuan paus pada abad ke-18 dan ke-19.

Perburuan mamalia laut tersebut sejak dahulu kala dilakukan untuk mengambil minyak dan ambergris, yakni zat yang terbentuk di sekitar paruh cumi-cumi di dalam perut paus.

Sedangkan ambergris adalah muntahan paus, yang mana zat ini sangat berharga, terutama sebagai bahan untuk pembuatan parfum.

Kendati kini sejumlah spesies paus mengalami penurunan populasi akibat perburuan paus, namun populasi paus sperma masih cukup banyak di lautan Bumi.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/04/10/190000023/mengenal-paus-sperma-mamalia-laut-yang-mati-terdampar-di-pantai-bali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke