Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/02/2023, 09:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

  • Bentuk rokok pertama dari Spanyol

Awal abad ke-16 menjadi awal mula berkembangnya bentuk rokok seperti yang kita kenal sekarang ini. Itu bermula saat para pengemis di Sevilla, Spanyol, mengambil puntung-puntung, mencabik-cabiknya dan menggulung dengan secarik kertas untuk dihisap.

Cara merokok yang dilakukan para pengemis Spanyol ini adalah bentuk improvisasi rokok pertama.

Bentuk ini pun kemudian dikenal sebagai cigarrillos dalam bahasa Spanyol atau berarti cerutu kecil.

Akhir abad ke-18, penggunaan rokok pun menyebar ke Italia dan Portugal, dibawa oleh pedagang Portugis ke Levant dan Rusia.

Tak hanya itu saja, pasukan Perancis dan Inggris dalam Perang Napoleon turut menikmatinya. Hingga akhirnya kepopuleran rokok dan kebiasaan merokok pun sampai di Amerika Serikat.

Baca juga: Sejak Kapan Lipstik Ditemukan dan Digunakan?

Popularitas rokok dan bahayanya

Seiring dengan banyaknya permintaan, rokok pun mulai diproduksi secara massal. Awalnya semua dibuat secara manual.

Baru pada 1880, James A.Bonscak diberikan paten untuk mesin rokok otomatis. Mesin itu kemudian dikirim ke Inggris pada tahun 1883, dan dalam beberapa tahun berikutnya industri rokok berkembang di beberapa negara Eropa.

Paruh pertama abad ke-20 menjadi zaman keemasan rokok. Merokok menjadi bentuk perilaku sosial yang dapat diterima di semua kehidupan, mulai dari tempat kerja, rumah, di bioskop.

Merokok juga sangat populer di semua kelas sosial dan pemakainya meningkat di kalangan wanita.

Namun, setelah beberapa penelitian dilakukan menghasilkan bukti medis yang mengaitkan rokok dengan bahaya kesehatan, sehingga beberapa langkah diambil untuk mencegah penggunaan rokok.

Sayangnya, meski berbagai edukasi tentang bahaya merokok terus dilakukan belum membuahkan hasil manis, terbukti dari laporan WHO yang disebutkan di awal tulisan.

Baca juga: Sejak Kapan Manusia Berjalan dengan Dua Kaki?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com